Smartphone Film Festival Pertama Di Maluku Utara

Sofyan Ansar (Opan Jacky), Manager Event, Talent dan Kreator Literasi Digital Maluku Utara.

TERNATE, NUANSA – Dunia perfilman semakin menjadi tren yang digemari oleh komunitas kreatif di Maluku Utara sejak beberapa tahun belakangan ini. Tak tanggung-tanggung, para sineas muda yang memiliki bakat dan minat untuk terlibat dalam dunia film ini tak hanya sebatas hobi, melainkan pula sebagai orientasi dan pilihan rasional atas profesi yang digeluti mereka. Dunia film telah dipahami mereka sebagai industri kreatif yang mampu membawa para penggiatnya untuk berkiprah dan berprestasi tidak saja melalui perhelatan lomba dan ajang bergengsi ditingkat lokal namun juga ditingkat nasional maupun internasional.

Beberapa jenis lomba, baik yang diselenggarakan oleh beberapa lembaga pemerintah seperti kementerian maupun lembaga swasta, mereka ikuti dan mampu meraih penghargaan sebagai pemenang. Hal ini terus memicu semangat untuk terus berkarya dan berprestasi sekaligus menjadi solusi atas upaya untuk menekan angka pengangguran. Tanpa disadari, dunia perfilman telah membuka lapangan kerja yang memberi ruang ekpresi bagi para pelaku usaha di bidang ini sekaligus disaat yang bersamaan juga telah ikut berkontribusi meningkatkan kualitas sumber daya manusia  dan life skill (ketrampilan hidup) yang menjanjikan bagi masa depan kalangan komunitas kreatif terlebih di era digital dan transformasi teknologi informasi yang berkembang saat ini.

Flayer informasi Smartphone Film Festival 2022. Malut Makin Cakap Digital.

Seiring dengan kemajuan dunia digital tersebut, maka harus diikuti pula dengan kemampuan literasi digital yang meliputi empat pilar di dalamnya yakni: cakap digital, etika digital, budaya digital dan keamanan digital. Dalam kaitan dengan literasi digital inilah maka project managemen literasi digital Maluku Utara menyelenggarakan Smartphone Film Festival yang telah di launching pada Sabtu, 27 Agustus 2022 lalu di taman film benteng Oranje Ternate dengan rangkaian acara lainnya seperti Talkshow makin cakap digital serta pemutaran perdana film  berjudul ”Tentang Cinta” karya Kie Raha Project.

Sofyan Ansar selaku Manager Event, Talent dan Kreator Literasi Digital Maluku Utara mengatakan, generasi muda Maluku Utara dalam berbagai kesempatan kompetisi di tingkat nasional baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta telah membuktikan kemampuannya dengan menjuarai berbagai gelaran event kompetisi tersebut. Hal ini haruslah terus didorong untuk meningkatkan peran dan kreatifitas mereka khuusnya di jalur perfilman. Sofyan yang juga ketua Generasi Pesona Indonesia (Genpi) Maluku Utara itu menuturkan, di era digital saat ini, memproduksi sebuah film pendek tidak lagi harus menggunakan peralatan yang canggih, tapi dengan bermodalkan smartphone, para sineas sudah bisa memproduksi sebuah karya film dengan hasil yang maksimal. Lanjutnya, hal-hal yang berkaitan dengan informasi pendaftaran dan ketentuan lomba, silakan klik link berikut, link pendaftaran: https://bit.ly/daftarsfk2022 dan untuk link ketentuan lomba dapat diakses melalui link: https://bit.ly/ketentuanlomb4. Untuk informasi lainnya dapat pula dihubungi whatsApp: +62 8135 5644 202 (Opan Jacky), pungkas Sofyan.

Sementara itu, menurut Assisten Project Manager Literasi Digital Provinsi Maluku Utara, Mardania Gazali bahwa film bukanlah merupakan hal baru dalam kehidupan masyarakat di masa kini, dan juga tidak hanya sebagai media hiburan semata, melainkan sebagai media komunikasi antara pembuat film dengan para penonton. Di samping itu, film juga merupakan wahana edukasi yang efektif di tengah era digitalisasi yang antara lain bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman baru, maupun perubahan perilaku dan pola pikir masyarakat guna semakin cakap digital.

Opan Jacky, sapaan akrab kalangan kreatif di komunitas benteng oranje ini menjelaskan bahwa patut kita sadari bahwa dunia perfilman telah berdampak luas bagi publik dan memiliki kecenderungan multiplier effect dalam berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi pasca pandemi covid-19, mendorong kemandirian masyarakat untuk mengembangkan potensi dan talenta serta sumber daya yang dimilikinya. Selain itu, dunia perfilman kita menggerakkan berbagai program pemberdayaan masyarakat melalui lembaga pemerintah maupun swasta dan juga institusi pendidikan baik formal maupun non formal.

Mardania Gazali, Asisten Project Manager Literasi Digital Maluku Utara.

Mardania, mantan Puteri Kampus 2018 yang saat ini diberikan tugas menjadi Assisten Project Manager Literasi Digital Maluku Utara menjelaskan, sebuah kalkulasi ekonomi yang menarik dalam hal penyediaan lapangan kerja dan kemandirian ekonomi bangsa, sebagai misal dapat kita amati manakala upaya untuk memproduksi sebuah film oleh suatu komunitas maka secara otomatis akan melibatkan berbagai pihak untuk terlibat secara kolaboratif dalam jumlah yang signifikan. Ekosistem seperti ini tentu sangat berdampak positif bagi berbagai pihak ditenagh kesullitan ekonomi, keterbatasan kesempatan dan peluang kerja.

Tak sampai di situ, Opan Jacky yang diberikan tugas manager event ini menjelaskan bahwa sebuah film tak hanya dapat dibuat oleh seorang manusia tunggal, melainkan membutuhkan peran manusia lain dalam mewujudkan setiap ide, penulisan naskah, produksi hingga jalur distribusi. Ekosistem inilah yang kemudian menjadikan perfiliman sebagai salah satu dari sub sektor industri kreatif. Tingginya partisipasi publik khususnya bagi kalangan komunitas tentu ikut menghidupi denyut nadi ekonomi kreatif yang terus menggeliat belakangan ini. Jika hal ini terus didukung maka akan memperkuat sendi-sendi perekonomian bangsa serta menumbuhkan sektor ekonomi kreatif yang mampuh menjawab tantangan jaman khsusnya dalam dunia perfilman.

Melalui ajang kompetisi Smartphone Film Festival ini, Assisten Project Manager Literasi Digital Maluku Utara, Mardania Gazali  berpesan bahwa kemenangan yang diraih lewat kegiatan kompetisi ini pada kemudian tentunya tak hanya sekadar dapat menyenangkan para pemenang melalui besaran sejumlah hadiah yang diberikan melainkan yang paling terpenting adalah bahwa kompetisi ini menjadi ajang mengasah kemampuan dan pengalaman untuk terus menciptakan dan menghasilkan berbagai produk karya film yang berkualitas dan diminati oleh masyarakat kita. Semoga pula melalui ajang kompetisi ini, semakin banyak peserta yang ikut mendaftarkan karya mereka sehingga sejarah, pariwisata dan budaya lokal provinsi Maluku Utara semakin digali, di ekplore dan terekspose melalui layar karya film. (rii)