Berbeda dengan Provinsi Lain, Aksi BBM di Maluku Utara Masih Santun

Suasana saksi di kantor Wali Kota Ternate.

TERNATE, NUANSA – Aksi mahasiswa di Maluku Utara (Maluku Utara) menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), terbilang amat santun. Tentu saja gerakan di daerah ini berbeda dengan demonstrasi mahasiswa di provinsi lain yang begitu keras sehingga mendapat perhatian pemerintah pusat.

Di Maluku Utara, aksi mahasiswa dilakukan di Kota Ternate, Kabupaten Halmahera Utara, Halmahera Selatan Selatan, Kabupaten Halmahera Barat dan Kabupaten Pulau Taliabu. Aksi sudah berlangsung tiga kali. Aksi pertama di Kota Ternate dilakukan sebelum pemerintah pusat menaikkan harga BBM. Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman sempat menemui massa aksi. Ia berjanji akan menyambungkan aspirasi mahasiswa ke pemerintah pusat.

Pada Kamis (8/9), aksi terjadi di Kota Ternate, Halmahera Selatan dan Halmahera Barat. Di Ternate, mahasiswa menggelar aksi di beberapa titik berbeda, seperti di kantor Wali Kota oleh mahasiswa IAIN, di kantor DPRD oleh mahasiswa Unkhair dan di kampus FKIP Unkhair Kelurahan Akehuda, Kecamatan Ternate Utara. Mahasiswa hanya sebatas berorasi dan membakar ban bekas. Selebihnya, massa aksi memadati jalan raya sehingga aktivitas pengendara terganggu.

Selama tiga kali aksi, tidak ada fasilitas umum yang dijarah mahasiswa. Tentu saja ini berbeda dengan aksi di provinsi lain. Mahasiswa juga tidak melakukan aksi anarkis, seperti saling adu jotos dan saling lempar batu dengan aparat yang mengamankan aksi. Di kantor DPRD Kota Ternate, massa aksi ditemui pimpinan dewan. Wakil rakyat menegaskan menolak kenaikan harga BBM seperti yang disuarakan mahasiswa.

Dalam orasinya, mahasiswa menyayangkan sikap pemerintah pusat menaikkan harga BBM yang pada akhirnya berdampak pada kenaikan harga barang dan jasa. Tarif angkutan laut dan darat telah resmi dinaikan pemerintah. Tarif speedboat naik hingga 10-25 persen. Sementara tarif angkutan umum di Kota Ternate naik hingga 30 persen. Wali Kota Ternate telah mengeluarkan SK Nomor 76/II.14/KT/2022 perihal kenaikan harga angkot.

Pengamanan

Sementara itu, Polres Ternate menurunkan 300 personel polisi untuk mengamankan jalannya aksi. penolakan kenaikan harga BBM di Kota Ternate. hal yang sama dilakukan di kabupaten/kota lain, tetapi dengan personel yang bervariasi. Sebanyak 300 personel tersebut disiagakan di beberapa titik yang menjadi sasaran aksi unjuk rasa oleh mahasiswa Kota Ternate hari ini, Kamis (8/9).

Kapolres Ternate AKBP Andik Purnomo Sigit melalui Kasi Humas Polres Ternate Ipda Wahyuddin menjelaskan, sejumlah titik yang disiagakan personel untuk melakukan penjagaan adalah di depan Kantor DPRD, Kantor Wali Kota Ternate, SPBU, Pertamina Jambula, depan gedung FKIP Unkhair serta obyek vital hingga pusat-pusat keramaian.

Menurutnya, dalam aksi unjuk rasa hari ini, skema pengamanan akan dilakukan secara persuasif. “Kami berharap aksi ini berjalan aman dan tertib,” kata Wahyuddin kepada Nuansa Media Grup (NMG) di halaman Kantor Wali Kota Ternate. Wahyuddin menegaskan, Kapolres Ternate telah menekankan kepada personel yang melaksanakan pengamanan agar tidak melakukan tindakan kekerasan terhadap massa aksi yang menggelar unjuk rasa. “Pak Kapolres menjamin kepada para anggota tidak melakukan tindakan kekerasan. Kami mengimbau kepada massa aksi agar tidak mudah terprofokasi,” tandasnya.

Sementara, pantauan NMG, sejak pukul 10.00 WIT tadi, ratusan mahasiswa dibeberapa perguruan tinggi di Kota Ternate, tampak mulai siap-siap bergerak ke rute aksi yang menjadi sasaran mereka. (tim)