Hukum  

Bejat…! Seorang Pria di Halmahera Barat Gauli Gadis 16 Tahun Hingga Hamil

Ilustrasi kasus asusila pelaku terhadap korban.

JAILOLO, NUANSA – Tingkah seorang warga di Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), berinisial DL, benar-benar bejat. Pria berusia 48 yang sudah beristri ini tega merenggut masa depan seorang gadis 16 tahun yang tercatat masih duduk di bangku SMA. DL menggauli gadis itu hingga hamil dan sudah melahirkan anak laki-laki beberapa pekan lalu. Pelaku ternyata masih sepupu dari ayah korban. Antara pelaku dan korban menutup rapat peristiwa asusila ini. Orang tua sang gadis tahu setelah korban sudah mengandung tujuh bulan, tepat pada Juni 2022.

Tak terima, keluarga korban mengadukan pelaku ke polisi. Pelaku langsung diamankan diperiksa dan ditetapkan tersangka. Penyidik sementara ini melengkapi berkas pelaku untuk selanjutnya dilimpahkan ke jaksa untuk diteliti. “Benar, kasus ini sementara ditangani. Tersangka sudah ditahan, proses hukumnya sementara jalan dan dalam waktu dekat akan dilimpahkan,” jelas Kasi Humas Polres Halmahera Barat, Iptu Yuherson Dodowor.

Ibu korban, Martha, tidak terima anak diperlakukan seburuk itu oleh pelaku. Kepada wartawan Nuansa Media Grup (NMG), dengan suara berbata-bata, Martha menyesalkan betapa masa depan anak gadisnya telah direnggut. Menurutnya, pelaku bahkan pernah mengurung korban di salah satu penginapan di Jailolo, Halmahera Barat hingga beberapa hari. Korban tidak pulang hingga berhari-hari. “Kami cari ke mana-mana tapi tidak ketemu. Pada akhirnya anak kami pulang sendiri ke rumah. Anak kami ini tinggal dengan neneknya,” jelasnya.

Awalnya keluarga korban tidak tahu kalau gadis itu sering dikurung pelaku dan sudah berbadan dua. Pada Juni 2022, salah satu tokoh agama menaruh curiga kalau korban sedang mengandung. Tokoh agama itu kemudian memberitahukan ke orang tua korban. Ketika diinterogasi, barulah korban mengakui semuanya, dan saat itu korban sudah hamil tujuh bulan. “Saat itu juga kami langsung buat laporan ke Polsek Ibu dan dilanjutkan ke Polres Halmahera Barat. Pelaku sempat berusaha untuk bayar, supaya kami tidak proses hukum, tapi saya tidak mau, karena masa depan anak saya sudah hancur. Dengan kejadian ini anak saya tidak sekolah hampir satu tahun,” ujarnya seraya meneteskan air mata. (adi/rii)