KPK Heran Laut di Pulau Obi Berwarna Cokelat Karena Aktivitas Tambang

KPK

TERNATE, NUANSA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ternyata baru tahu kalau aktivitas pertambangan di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara (Malut), berdampak buruk pada pencemaran laut. Ketua Satgas Koordinasi Supervisi Wilayah V KPK, Dian Patria menyinggung laut di Pulau Obi yang sangat tercemar akibat maraknya aktivitas pertambangan. Ini menyesalkan aktivitas tambang yang tidak memperhatikan kondisi lingkungan. Ia juga menyebut, data yang didapat KPK, laut di Pulau Obi sekarang ini sudah berwarna cokelat.

Meski begitu, Dian tidak menyebut secara jelas perusahaan tambang apa saja yang aktivitasnya mengakibatkan laut di Pulau Obi tercemar hingga begitu parah. Selain di Pulau Obi, Dian juga menyentil aktivitas tambang di Kabupaten Halmahera Timur yang dampaknya terjadi pencemaran laut. Pada kunjungan di Maluku Utara pekan ini, KPK juga menyoroti tambang emas ilegal di Desa Kusubibi, Halmahera Selatan.  “Kami soroti tambang karena di sana sedang berlangsung tambang emas ilegal, dari sisi lingkungan juga sangat berbahaya,” jelasnya, Kamis (13/10).

Dian mengaku, KPK mendapat informasi bahwa daerah tambang emas ilegal itu sangat sulit untuk diakses oleh orang baru, karena penjagaannya amat ketat. “Tambang yang di Kusubibi itu sangat ngeri ya, karena tambang ilegal yang memiliki dampak lingkungan cukup ngeri,”ujarnya.

Lanjutnya, pihaknya juga mendapat informasi mobilisasi tenaga kerja asing ke perusahaan tambang di Maluku Utara yang begitu marak. Masuknya tenaga kerja asing berpotensi terjadinya gejolak di tengah-tengah masyarakat. “Karena masyarakat tidak tahu tiba-tiba tambang masuk, ini juga ada indikasi di baliknya ada suap. Seperti dampak lingkungan laut di Obi, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) dan Buli Halmahera Timur sudah mulai cokelat,” tutupnya. (rii)