Opini  

Menjadi Jantung, Atau Bergantung

Lutfi Abdulhak

Oleh: Lutfi Abdulhak

Anggota HMI Cabang Ternate

 

“Ruh yang suci tak selamanya mampu bersemayam dalam jasad yang lemah, Begitupun dengan pikiran”  (Lutfi Abdulhak)

Dalam pandangan umum filsafat Islam-Yunani (Graeco-Islamic), Mulla Sadra memahami bahwa jiwa atau diri manusia mempunyai beberapa fakultas dan tingkatan-tingkatan aktualisasi yang dimulai dari tingkatan tumbuhan dan hewan. Jiwa tersebut mengatualkan dirinya melalui potensi pemahamannya. Tujuan jiwa di dalam wujudnya adalah untuk bergerak dari potensi mengetahui ke mengetahui secara aktual. Ketika pengetahuan potensialnya menjadi benar-benar aktual, ia tidak lagi disebut sebagai ‘jiwa,’ ia sudah menjadi ‘akal,’ atau ‘akal dalam perbuatan.’ Dalam pandangan Mulla Sadra, potensi jiwa manusia untuk mencapai pengetahuan aktual disebut ‘pikiran.’

Perjalanan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI),  dari masa ke masa, selalu di isi dengan pikiran-pikiran yang berkualitas semua dilalui dari proses perkaderan, suatu proses

yang dilakukan meliputi rekrutmen, pembentukan, dan pengabdian kader.  pelatihan-pelatihan yang dilakukan HMI. baik formal maupun informal, pelatihan formal sebanyak tiga jenjang yakni. Lk-1, Lk-2, Lk-3. atau Basic Training, Intermediate Training, dan Advance Training. semua proses itu dikelola  dan dikawal oleh para instruktur dan setiap instruktur diwajibkan memiliki pengetahuan dasar tentang pengelolaan perkaderan, maka suda barang tentu dalam menjaga Arah mata angin perkaderan dibutuhkannya mereka yang telah menyelesaikan pelatihan yang kita kenal dengan Senior Course.

Perkaderan adalah sala satu manifestasi pikiran dalam organisasi upaya membentuk integritas para anggota serta tingkatan kesadaran yang secara totalitas dan utuh. jika pedoman perkaderan di jadikan landasan dalam berpijak maka sudah jelas arti perkaderan yang termaktub didalamnya yakni “Perkaderan adalah usaha organisasi yang dilaksanakan secara sadar dan sistematis selaras dengan pedoman perkaderan HMI”.

Sehingga memungkinkan seorang anggota HMI mengaktualisasikan potensi dirinya menjadi seorang kader Muslim – Intelektual – Profesional, yang memiliki kualitas insan cita, serta pribadi yang selalu menjadikan perkaderan sebagai jantung HMI, bukan menjadikan perkaderan sebagai ketergantungan kelompok yang jau dari kualifikasi disetiap pelatihan.(*)