Lembah Kowehino di Halmahera Timur, Kampung Suku Tobelo Dalam yang Hilang

Kondisi terkini di Lembah Kowehino, Kabupaten Halmahera Timur.

HALTIM, NUANSA – Bagi anda yang pernah ke Ibu Kota Kabupaten Halmahera Timur (Haltim), lewat jalur darat, sudah pasti melintasi satu lokasi di mana terdapat gubuk-gubuk kecil di tepi jalan, di antara Subaim-Buli. Gubuk-gubuk itu ditempati suku Tobelo Dalam (sebutan pantas suku Togutil). Anak-anak mereka sesekali berdiri di tepi jalan meminta sesuatu ketika ada warga yang melintas menggunakan mobil atau kendaraan motor.

Begini kondisi rumah di lembah Kowehino ketika baru dibangun pada tahun 2019.

Mereka yang berada di lokasi tersebut adalah satu keluarga. Pada Desember 2019, keluarga suku Tobelo Dalam di lokasi itu sempat menempati rumah-rumah sederhana di Kampung Budaya, Lembah Kowehino, Dusun Titipa, Desa Dodaga, Kecamatan Wasile Timur, kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara. Beberapa rumah yang dibangun itu disesuaikan dengan ciri khas suku Tobelo Dalam, bukan seperti rumah milik warga pada umumnya.

Sejumlah rumah di Lembah Kowehino itu dibangun pihak Antam atas permintaan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kafan Ekspedisi. Sayangnya, Lembah Kowehino hanya ditempati beberapa bulan. Pada April 2020, suku Tobelo Dalam keluar dari lembah tersebut. Direktur LSM Kafan Ekspedisi, Halil Abubakar menuturkan, suku Tobelo Dalam memilih meninggalkan Lembah Kowehino lantaran merasa ketakutan. Pasalnya, bersamaan dengan keputusan mereka untuk keluar dari lokasi tersebut, terdapat kasus pembunuhan di Hutan Waci. Salah satu dari mereka yang menempati Lembah Kowehino ditangkap dan diproses hukum.

Dua warga suku Tobelo Dalam ketika berada di tepi jalan.

Menurutnya, suku Tobelo Dalam yang pernah menempati rumah sederhana di Lembah Kowehino selalu ketakutan dan merasa terteror jika mendapat kabar ada warga yang ditemukan tewas di hutan dan diduga dibunuh. Mereka tidak nyaman dan takut ditangkap. Kini, rumah-rumah di Lembah Kowehino sudah rusak, karena tidak ditempat dalam waktu yang lama. Rumput-rumput liar juga tampak tumbuh melingkari kawasan tersebut. Lokasinya tak jauh dari jalan raya.

Halil berharap Lembah Kowehino diaktifkan kembali. Jika rumah-rumah di lembah itu dibangun seperti semula, maka kemungkinan suku Tobelo Dalam sementara ini menempati tepi jalan antara Buli-Subaim, akan balik menghuni rumah-rumah tersebut. Halil yang juga berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Halmahera Timur ini berharap semua pihak agar memiliki kepekaan kemanusian untuk melihat suku Tobelo Dalam. “Jangan lihat mereka sebagai suku Togutil, tapi lihatlah mereka karena kemanusian. Bukankah merdeka itu agar mereka juga terlayani,” tuturnya mengakhiri. (kov)