Oleh: Ibrahim Yakub
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Trisakti
Kali ini sebuah catatan kebanggaan datang dari pulau kecil dan indah yang berada jauh di timur Indonesia, terapit dari beberapa pemandangan alam yang cukup memanjakan mata juga meneduhkan hati saat sebelum bersandar di tepian lautnya atau bahkan sampai menginjakkan kaki di pulau tersebut, diwarnai dengan sejarah yang begitu kuat serta memikat dari kandungan sumber daya alam terkandung didalamnya. Tidore kepulauan terletak disebelah selatan saudara pulaunya yang satu biasa dikenal oleh kebanyakan orang bernama pulau Ternate. Bentang pulau bergunung api ini seluas 5 mil persegi, menjulang diatas permukaan laut dengan ketinggian sekitar 1730 meter. Kota yang unik dengan ragam etnis dan suku tercatat dalam buku badan pusat statistik (BPS) total jumlah penduduk pada tahun 2021 sebanyak 57.387 juta jiwa, saat ini lagi menjadi sorotan negara-negara di dunia pada event sail Tidore bertaraf internasional yang dihelat pada tanggal 24 sampai 29 November mendatang. Kawasan rempah dunia dan sejarah panjang Tidore kepulauan inilah salah satu alasan terpilih menjadi tuan rumah.
Tidore: kota warisan dunia dan perekat bangsa-bangsa, itulah tema besar yang digaungkan dalam pelaksanaan Sail Tidore nanti. Berdasarkan tema ini muncul harapan dari pemangku kekuasaan khususnya bapak Ali Ibrahim (Wali Kota Tidore Kepulauan) kalau Sail Tidore nanti dapat menggenjot infrastruktur dan memajukan UMKM demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini disampaikan oleh orang nomor satu Kota Tidore Kepulauan di acara Talk Show Sail Tidore 2022 dalam studio Metro Tv Rabu (12/10/2022).
Melirik infrastruktur Tidore dari empat kecamatan di pulau Halmahera.
Infrastruktur merupakan salah satu aspek penting pembangunan ekonomi untuk menciptakan akses bagi kebutuhan masyarakat antara daerah termasuk memiliki efek berantai pada ekonomi rakyat juga pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dalam kehidupan sehari-hari mereka. Masyarakat notabenenya memahami infrastruktur rata-rata dalam bentuk fisik seperti jembatan, jalan dan lain sebagainya. Pemahaman ini sama dengan pemikiran Gregory Mankiw dalam bukunya Macro economy mengatakan bahwa infrastruktur memiliki arti wujud modal publik (public capital) yang terdiri dari jalan umum, jembatan,sistem saluran pembuangan, dan lainnya, sebagai investasi yang dilakukan pemerintah.
Di sisi lain infrastrutur bisa menjadi jalan pembuka akses untuk dapat mengembangkan usaha-usaha kecil masyarakat. Sejauh ini usaha mikro kecil menengah (UMKM) mengalami menurunnya permintaan oleh karena akses yang tertutup dan market yang terbatas.
Pemikiran diatas mengantarkan pembaca umumnya masyarakat luas untuk mengamati infrastruktur Kota Tidore Kepulauan. Sejauh ini fakta sosial menjadi berometer penting untuk bisa memastikan apakah sail tidore ini memilik efek domino ekonomi yang signifikan pada 8 kecamatan terutama 4 kecamatan dengan jumlah 43 desa yang ada di daratan halmahera dalam hal ini oba utara ( 11 desa), oba tengah (13 desa), oba ( 12 desa) dan oba selatan (7 desa). Rata-rata karakter mata pencaharian masyarakatnya adalah agraris (pertanian) dan Maritim (perikanan) yang hingga saat ini aksesibilitas jalan untuk mendorong distribusi komoditi pertanian serta hasil tangkapan nelayan ke pasar ibukota kecamatan terdekat apalagi ke induk ibukota Tidore Kepulauan masih timpang. Tingkat permintaannya juga sangat rendah berada pada presentasi 40 persen masyaraat berpendapatan yang belanja ke pasar (Tidore dalam angka). oleh karena iklim pasar hampir tidak mampu di intervensi pemerintah dengan baik.
Harapan Bapak Wali Kota Kota Tidore Kepulauan dalam event sail Tidore ini semacam menciptakan kebahagiaan semu bagi ekonomi masyarakaat Tidore Kepulauan. Ada kemustahilan baru bagi pemerintah kota tidore kepulauan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan waktu yang singkat dipelaksanaan sail tidore mengingat karena durasi waktu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi bukan dalam hitungan hari namun punya ketentuan jangka pendek,menengah, dan panjang. Maka dari itu disisa waktu sail tidore yang semakin dekat pemerintah harus mempu mempunyai data lengkap tentang UMKM yang ada secara integratif di 8 kecamatan, menyediakan fasilitas pelayanan yang mendukung, dan punya skema keberlanjutan UMKM dan infrastruktur penunjang bukan saja saat pelaksanaan sail tidore tapi itu menjadi keberlanjutan pembangunan ekonomi rakyat Kota Tidore Kepulauan dimasa-masa akan datang. (*)