TERNATE, NUANSA – Manajemen project Literasi Digital provinsi Maluku Utara akan menggelar talkshow makin cakap digital bertajuk: “Globalkan Budaya Lokal & Ngonten Tentang Moloku Kie Raha” di Taman Film Fort Oranje Ternate pada Sabtu, (19/11) pukul 20.00 WIT. Para narasumber yang akan tampil pada talkshow tersebut datang dari berbagai latar belakang profesi yang akan berbicara terkait berbagai hal seputar dunia literasi digital dan kebudayaan lokal.
Tak hanya dari unsur pemerintah daerah, para konten kreaator dan influencer Maluku Utara, youtuber hingga celegram/tiktoker. Masing-masing diantaranya adalah: 1). Tahmid Wahab (Kepala Dinas Pariwisaata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Maluku Utara), yang akan menyampaikan tentang Peran dan Tantangan Promosi Pariwisata dan Budaya di Era Digital); 2). Dr. H. Iksan R.A Arsad (Kepala Dinas Kominfo dan Persandian Maluku Utara) yang akan menyampaikan tentang Kecakapan Digital dan Dinamika Media Sosial; 3). Eko Cahyono Kodja (Konten kreator dan influencer Maluku Utara) yang akan memaparkan tentang Strategi Jitu Menjadi Konten Kreator Yang Aman dan Produktif; 4). M. Farid Egal (Youtubers Maluku Utara) yang akan memaparkan tentang Kiat dan Strategi Editing Konten Vidio Berbasis Nilai Budaya Lokal; 5). Fikri Ilyas (Celegram/Tiktokers Maluku Utara) yang akan mengulas tentang Strategi Membangun Branding di Media Sosial yang Berbudaya Lokal.

Kegiatan talkshow makin cakap digital ini pula akan dimeriahkan oleh penampilan sang vokalis Choky Umasangadji dengan lagu hitsnya berjudul Udin dan Togel. Sebuah lagu yang sangat populer dikalangan masyarakat Maluku Utara saat ini.Judul lagu Udin dan Togel ini juga merupakan hasil kolaborasi manajemen project Literasi Digital provinsi Maluku Utara dengan Fatir Cinema sebagai bagian dari talkshow makin cakap digital yang digelar pada beberapa waktu silam dengan rangkaian nonton bareng film pendek berjudul Udin dan Togel. Dijadwalkan tampil juga musisi lokal Maluku Utara yang akan mengisi sesi acara yang di prediksi di hadiri oleh ribuan peserta pada malam minggu di taman film benteng oranje Ternate
Tematik tentang talkshowr kali ini tentu merupakan hal yang menarik untuk diperbincangkan bagi masyarakat Maluku Utara. Hal ini disebabkan karena selain akan digelar Sail Tidore yang akan berlangsung pada tanggal 24-29 November nanti, berbagai gelaran festival seni budaya sedang menggeliat dilaksanakan baik oleh komunitas budaya maupun oleh pemerintah daerah Kabupaten dan Kota se provinsi Maluku Utara. Selain itu juga di daerah ini terdapat puluhan desa adat, ratusan komunitas budaya maupun ratusan cagar budaya yang tersebar luas baik yang berstatus peringkat nasional maupun lokal, semuanya menjadi fungsional hingga saat ini sehingga selalu menjadi hal menarik yang selalu dipromosikan melalui berbagai platform digital di era transformasi digital yang menggeliat saat ini.
Rinto Taib selaku Manager Humas Literasi Digital Maluku Utara mengungkapkan bahwa talkshow makin cakap digital yang mengusung tema dengan spirit globalkan budaya lokal kali ini merupakan sebuah upaya kolaboratif bersama berbagai elemen masyarakat para pegiat literasi digital maupun pelaku seni dan budaya serta pariwisata yang diharapkan akan semakin memperkenalkan kebudayaan lokal di kencah nasional dan internasional. Selain itu juga sebagai upaya untuk terus melestarikan budaya bangsa Indonesia melalui peran aktif berbagai ekosistem pemajuan kebudayaan ditingkat lokal. Salah satu wujud dari peran aktif tersebut adalah ikut mensukseskan Deklarasi Dukungan Festival Moloku Kie Raha yang akan digelar secara bersamaan pada gelaran talkshow makin cakap digital kali ini.
Menurut lanjut, kebudayaan lokal sebagai entitas budaya nasional maka perlu kita lestarikan keberadaan dan identitasnya sehingga tidak punah oleh perkembangan jaman terlebih di era modernisasi yang semakin berkembang saat ini. Oleh sebab itu maka diperlukan upaya serius untuk menghadapi berbagai ancaman modernisasi tersebut termasuk melalui upaya kita untuk memanfaatkan berbagai platform digital untuk ngonten budaya Indonesia yang tak lain adalah budaya lokal itu sendiri. (rii)