Daerah  

Cuaca Buruk, BPBD Kota Ternate Imbau Warga Waspada 

Muh. Ihsan Hamzah.

TERNATE, NUANSA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap cuaca buruk yang akan terjadi beberapa hari kedepan.

Kepala BPBD Kota Ternate, Muh. Ihsan Hamzah, mengatakan imbauan yang disampaikan pihaknya tersebut termasuk menindaklanjuti rilis yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ternate beberapa waktu lalu. Di mana pada 26 hingga 29 Desember 2022 diprediksi berpotensi terjadi gelombang pasang.

“Jadi ini merupakan bagian potensi bencana hidrometeorologi untuk mengantisipasi bencana tahun 2022, dan kami sudah siapkan apel siaga beberapa waktu lalu,” jelas Ihsan, Selasa (27/12).

Kata dia, sekarang Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman juga sudah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) tentang siaga darurat, sehingga itu BPBD sudah membentuk posko siaga.

Meski demikian, siaga tersebut masih bersifat internal, sehingga belum melibatkan pihak lain, tetapi pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak BMKG dan Basarnas.

“Kami mengimbau kepada masyarakat Kota Ternate pada umumnya untuk mengantisipasi cuaca akhir tahun ini. Paling tidak masyarakat senantiasa waspada terhadap potensi bencana di titik-titik tertentu, baik itu longsor terutama di daerah pemukiman yang berada di lereng-lereng,” imbuhnya.

Itulah sebabnya, kata dia, pihaknya terus mengantisipasi gelombang pasang di beberapa titik. Ini karena prediksi cuaca kedepan akan seperti tahun lalu. Apalagi sebagian besar masyarakat Kota Ternate berada di pesisir, sehingga diminta tetap waspada.

“Sampai detik ini potensi itu belum ada secara signifikan, namun apa yang disampaikan oleh BMKG harus tetap diwaspadai, terutama titik rawan longsor di daerah selatan seperti Kelurahan Kalumata, Tabona, Jati, Tanah Tinggi Barat, Maliaro, dan Kelurahan Marikrubu. Ini rata-rata masuk daerah dataran tinggi 40 derajat, sehingga diminta tetap waspada,” pintanya.

“Karena daerah pemukiman lereng itu berpotensi. Kita tidak tahu kapan terjadinya bencana. Paling tidak langkah mitigasi di saat curah hujan, masyarakat harus membatasi aktivitasnya ketika terjadi potensi longsor maupun cuaca ekstrem,” sambungnya mengakhiri.(udi/tan)