Opini  

Mencegah Bentuk-bentuk Kekerasan dalam Pacaran

Ona Mukmin.

Oleh: Ona Mukmin

PACARAN merupakan proses perkenalan antara dua individu yang biasanya berbeda dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan untuk berreproduksi melalui perkawinan, atau hubungan seksual.

Berpacaran pada dekade belakangan ini menjadi trend di kalangan remaja. Pacar didefinisikan sebagai kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan rasa saling menyukai dan cinta kasih. Pacar dapat diartikan sebagai orang yang spesial dan tidak berada dalam ikatan keluarga inti yakni orang tua dan saudara.

Berpacaran menjadi tren bukan saja sebagai bahan kajian atau bahan iklan, namun juga menjadi sumber utama tema dari berbagai tayangan sinetron layar kaca di banyak sistem televisi di Indonesia. Seorang remaja dianggap tidak mengikuti kekinian dan dianggap aneh oleh banyak orang bila tidak memiliki pacar. Berpacaran telah menjadi satu tradisi nilai baru dalam kehidupan pemuda dan remaja. Pacaran yaitu adanya kedekatan atau keintiman secara fisik. Keintiman tersebut meliputi sebagai tingkah laku tertentu, seperti berpegangan tangan, berciuman, dan berbagai interaksi seksual lainnya.

Perilaku pacaran menurut prespektif sosiologi merupakan sebagian dari pergaulan bebas. Berpacaran dihadapkan pada situasi yang menuntut harus menyesuaikan diri bukan hanya terhadap dirinya sendiri tetapi juga pasangannya. Tidak jarang hubungan berpacaran diwarnai dengan kasus kekerasan terutama dilakukan oleh laki-laki. Pada umumnya, sangat sedikit masyarakat yang tahu adanya kekerasan yang terjadi dalam pacaran, karena sebagian besar menganggap bahwa masa pacaran adalah masa yang penuh dengan hal-hal yang indah. Ini adalah salah satu bentuk ketidaktahuan masyarakat akibat kurangnya informasi dan data dari laporan korban mengenai kekerasan dalam pacaran tersebut.

Fenomena-fenoma kekerasan dalam pacaran

Kekerasan dalam pacaran sering disebut dating violence merupakan perilaku kasar, agresif dan membatasi dalam sebuah hubungan pacaran.  Seringkali diawali oleh kekerasan emosional dan kata-kata, kemudian diikuti oleh kekerasan fisik dan seksual. Dalam kehidupan dan komunikasi keseharian orang yang berpacaran atau sepasang kekasih, dapat terjadi salah pengertian atau hal-hal lain yang dapat menyebabkan kekerasan. Kekerasan di sini merujuk pada kekerasan fisik, seksual, emosional, ekonomi, psikologi bahkan perkataan dari pacar.

Kekerasan fisik seperti memukul, menampar, menendang, mendorong, mencengkram dengan keras pada tubuh dan serangkaian tindakan fisik yang lain. Sedangkan kekerasan emosional atau psikologi seperti mengancam, memanggil dengan sebutan yang mempermalukan pasangan dan menjelek-jelekan dan lainnya. Kekerasan ekonomi seperti meminta pasangan untuk mencukupi segala keperluan hidupnya seperti memanfaatkan atau menguras harta pasangan. Kemudian ada juga kekerasan seksual seperti memeluk, mencium, meraba hingga memaksa untuk melakukan hubungan seksual di bawah ancaman dan kekerasan pembatasan aktivitas dalam pasangan seperti pasangan terlalu posesif, terlalu mengekang, sering menaruh curiga, selalu mengatur apapun yang dilakukan, hingga mudah marah dan suka mengancam.

Kekerasan dalam pacaran sering terjadi ketika pasangan kamu selalu mengontrol aktivitas kamu secara konstan atau posesif, menuntut agar seluruh waktu kamu hanya untuk dia, serta berusaha mendapatkan kekuasaan atau kontrol terhadap diri kamu.

Mencegah bentuk- bentuk kekerasan dalam pacaran

Cara agar seseorang dapat terhindar dari kekerasan dalam pacaran yakni sebelum pacaran ada baiknya mencari tahu latar belakang pasangan. Seseorang harus memiliki prinsip bahwa kekerasan tidak bisa ditolerir bagaimanapun bentuknya. Awali hubungan dengan membangun komitmen bersama untuk saling menghargai dan tidak ada kekerasan. Apabila saat kencan merasa ada sesuatu yang melanggar komitmen bersama atau tidak sesuai dengan prinsip, harus berani mengambil keputusan untuk meninjau ulang hubungan. Kemudian tunjukan rasa dirimu, walau kamu perempuan, bukan berarti kamu harus pasif dalam hubungan. Sampaikanlah bila ada hal yang perlu di bicarakan terkait hubungan. Jika menerima kekerasan, sebaiknya langsung jauhi pasanganmu.

Dampak pelaku kekerasan dalam pacaran

Dampak kekerasan dalam pacaran, dampak psikologi, seperti rasa depresi, trauma, perasaan bersalah, menyalakan diri sendiri, dan mencoba bunuh diri karena malu. kekerasan yang berulang yang dilakukan oleh orang yang memiliki kedekatan hubungan dengan korban adalah jatuhnya harga diri dan konsep diri.

Jika mendapat kekerasan fisik, sebaiknya korban dapat mengobati luka fisiknya ke fasilitas kesehatan terdekat. Sementara jika menimbulkan dampak secara psikologi, sebaiknya korban mendapat pendampingan psikologi atau psikiater.

Adapun dampak lain apabila korban tidak terima atas tindakan kekerasan yang dialaminya akan berdampak pada masalah hukum dan tindak pidana yang menyebabkan pelaku dikenai pasal UU Negara. (*)