SANANA, NUANSA – Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula secara resmi melepas 7 orang peserta untuk mengikuti Festival Tunas Bahas Ibu Nasional (FTBIN). Kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada 12 hingga 16 Februari 2023 di Hotel Sultan Jakarta Pusat, Jalan Gatot Subroto Tanah Abang.
Asisten I Bidang Pemkab Sula, H. Zaidun, mengatakan bahwa peserta yang ikut berlomba dalam kegiatan FTBIN asal Sula sebanyak 7 orang peserta yang terdiri dari sekolah dasar (SD) dan SMP serta MTs.
Mereka adalah Rian Tidore dari MTs Babussalam dengan mata lomba Stand Up Comedy, Ibnatun Qonita Efendi dari SD Insan Cendekia Sula dengan lomba mendongeng dan Safera Putri Buamona dari SMP Negeri 3 Sula dengan mata lomba Stand Up Comedy. Kemudian Jihan Fatgehipon dari SMP Negeri 4 Sanana Utara dengan lomba cerpen.
Selanjutnya, M. Alfazri Sarif dari SD Negeri 2 Wai Ipa dengan lomba menyanyi tunggal, dan Nursafitri Upara dari SD Inpres Falahu dengan mata lomba mendongeng, serta Athirah Ade dari SD Negeri Waibau Sula dengan lomba puisi.
“Peserta asal Sula akan bersama dengan peserta di kabupaten/kota Provinsi Maluku Utara, termasuk Kota Ternate, Kabupaten Halmahera Selatan dan Kabupaten Halmahera Utara,” katanya kepada Nuansa Media Grup (NMG), Rabu (8/2).
Kemudian, setiap peserta mempunyai peran dan tugas yang berbeda-beda dalam perlombaan. Karena itu, peserta akan menampilkan gaya menarik untuk tampil di FTBIN.
“Para peserta akan menceritakan atau mendongeng setiap perlombaan dengan menggunakan bahasa Sula dihadapan Mendikbud Ristek dan seluruh tamu undangan,” tuturnya.
Kepala Diknas Sula, Maulana Usia, meminta kepada seluruh orang tua wali, masyarakat Sula maupun di luar daerah agar senantiasa memberikan doa dan dukungan serta support yang tinggi untuk generasinya. Sebab dengan adanya kegiatan ini, merupakan bagian dari melatih pisikologi anak-anak untuk selalu tampil agar mampu bersaing.
“Dalam kegiatan FTBIN, Bupati Sula Fifian Adeningsi Mus, juga diundang untuk mendapatkan penghargaan dari Mendikbud Ristek sebagai bentuk pengakuan dan apresiasi kepala daerah dalam memelihara dan menjaga bahasa daerah Sula, yang senantiasa menjadi identitas orang Sula dan tidak punah dari generasi ke generasi,” tutupnya. (ish/tan)