MOROTAI, NUANSA – Alfamidi dan Indomaret dikabarkan mulai melirik Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara. Ritel modern tersebut kemungkinan akan masuk pada Juni 2023.
Merespon rencana ekspansi bisnis retail minimarket tersebut, Badan Pengurus Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Morotai (BP-Hippmamoro) Malut, langsung mengadakan rapat dengar pendapat (RDP) di Sekretariat BP-Hippmamoro, di Kota Ternate, Jumat (10/2) malam.
Ketua Umum Hippmamoro, Iffandi Pina, mengatakan pihaknya menolak rencana beroperasinya gerai Alfamidi dan Indomaret di Morotai. Apalagi ritel modern tersebut menjadi pusat perbelanjaan, yang fungsinya sebagai pemenuhan kebutuhan masyarakat dan pembangunan demi percepatan dan peningkatan penanaman modal dan berusaha.
“Namun, pusat perbelanjaan juga harus disertai dengan analisis kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat, serta memperhitungkan keberadaan pasar tradisional, karena dapat mematikan pendapatan pelaku usaha kecil. Ini yang harus dipikiran Pemerintah Morotai,” tutur Iffandi kepada Nuansa Media Grup (NMG).
Karena itu, pihaknya berharap pemerintah daerah tidak memberikan izin beropersinya ritel Alfamidi ataupun Indomeret di Kabupaten Pulau Morotai. Sebab kebijakan ini merupakan upaya melindungi UMKM dan pengusaha lokal.
“Karena dalam amatan kami, selama ini pengusaha lokal sangat mampu menyanggupi kebutuhan sembako yang dapat dijangkau oleh masyarakat dari berbagai kecamatan,” cetusnya.
Sembari menegaskan, jika Pemkab Morotai tidak memiliki wewenang untuk memberikan izin atau menolak sebuah perusahaan waralaba yang bergerak di bidang retail nasional tersebut, pihaknya menolak dan mengancam akan melakukan aksi protes bersama masyarakat jika Pemkab Morotai masih mendatangkan ritel modern Alfamidi maupun Indomaret itu. (tan)