TOBELO, NUANSA – Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Maluku Utara, memperkenalkan penggunaan biosaka sebagai pupuk organik dari rerumputan kepada petani di Desa Margomulyo, Kabupaten Halmahera Utara.
Staf Distan Malut, Muhamad Riyanto, mengatakan biosaka terbuat dari bahan alami, yakni rerumputan yang dengan mudah didapatkan di lingkungan sekitar.
“Bahan yang digunakan untuk membuat biosaka adalah lima jenis daun yang tidak terserang hama dan berlaku untuk semua daun. Namun, yang tidak diperbolehkan adalah daun yang berduri, sedangkan air yang digunakan itu 20 mililiter dan nanti disemprot pada tanaman pangan hortikultura,” jelasnya, Rabu (22/2).
Riyanto menerangkan, biosaka merupakan gagasan baru yang pertama kali diperkenalkan oleh seorang petani di Desa Blitar, Jawa Timur. Kemudian, ini juga pertama kali diperkenalkan ke petani di Desa Margomulyo, Halut.
“Biosaka itu mempunya fungsi yang sangat menarik dan bisa menggantikan fungsi pupuk ketika pupuk itu langka dan bisa menggantikan fungsi pestisida, serta anti bakteri dan anti jamur,” ujarnya.
“Bahan-bahan biosaka itu sangat gampang, karena bahannya ada di lingkungan sekitar. Kita anggap gulma selama ini mengganggu, ternyata di coba dan teliti, biosaka dalam prosesnya bisa mempercepat masa panen,” sambungnya mengakhiri. (fnc/tan)