Komunitas Eco Enzyme Gandeng Fordista-ICMI “Bacarita” Lingkungan di Ternate

Suasan diskusi tentang lingkungan di Kota Ternate.

TERNATE, NUANSA – Komunitas Eco Enzyme berkolaborasi dengan Forum Diskusi Insan Cita (Fordista) dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orwil Maluku Utara menggelar diskusi bertajuk “Permasalahan, Solusi dan Kebijakan Pengelolaan Ekologi di Kota Ternate”.

Kegiatan yang dikemas dalam diskusi serial collaborative discourse tersebut berlangsung di Voc Cafe Benteng Oranje Ternate, Jumat (24/2) malam. Diskusi serial ini pula merupakan salah satu rangkaian memperingati hari ulang tahun pertama Komunitas Eco Enzyme yang jatuh pada 4 Februari 2023 dua pekan lalu.

Diskusi dengan tema lingkungan menghadirkan Prof. Dr. Jubair Situmorang, yang mengupas ekologi dalam perspektif teologi. Kemudian Dr. Zulham Harahap, memaparkan perubahan iklim dan dampaknya terhadap lingkungan.

Sedangkan M. Syarif Tjan, kapasitasnya sebagai Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada DLH Kota Ternate, mengurai tentang mengatasi mobilitas sampah antar pulau, kasus Kota Ternate.

Diskusi yang berlangsung selama 4 jam tersebut, dipandu oleh Syarifuddin Usman selaku penanggungjawab acara, dan diikuti oleh peserta dari berbagai latar belakang profesi. Mulai dari dosen, ASN Kota Ternate, politisi, mahasiswa, jurnalis dan pegiat lingkungan.

Banyak gagasan baru yang lahir dari diskusi tersebut, di antaranya gagasan tentang perlunya eco teologis dalam mengelola lingkungan yang ditawarkan Prof. Dr. Jubair Situmorang. Eco teologis adalah bagaimana melibatkan imanensi dalam pembuatan kebijakan.

Selain itu juga perlunya mengubah mindset masyarakat pentingnya lingkungan yang bersih, sehat, asri dan tanpa sampah. Mindset tersebut harus dimulai dari dalam keluarga, sekolah (lembaga pendidikan) dan juga masyarakat.

Koordinator Eco Enzyme, Ishak Naser, berharap diskusi tersebut ditindaklanjuti, sehingga menghasilkan rekomendasi yang akan disampaikan ke Pemerintah Kota Ternate.

“Apakah pemerintah kota akan menggunakan rekomendasi tersebut, itu soal lain. Yang terpenting adalah diskusi seperti ini harus menghasilkan sesuatu untuk kemaslahatan banyak orang,” harapnya dalam opening statement pada acara diskusi tersebut.

Seirama dengan Ishak Naser, Syarifuddin juga mengaku rekomendasi itu terlebih dahulu akan digodok dalam forum FGD yang bakal dijadwalkan dalam waktu dekat.

Di sisi lain, Syarifuddin mengatakan sedianya acara diskusi tersebut dilaksanakan pada saat ulang tahun komunitas. Hanya saja, Koordinator Eco Enzyme, Ishak Naser, sedang melaksanakan ibadah umrah, sehingga waktunya diundur.

“Ada beberapa kegiatan sebagai rangkaian memperingati ulang tahun pertama Komunitas Eco Enzyme, salah satunya diskusi tentang lingkungan. Tapi acaranya kita undur karena Koordinator Komunitas Eco Enzyme sedang umrah,” jelasnya kepada Nuansa Media Grup (NMG).

Syarifuddin menerangkan, diskusi kolaborasi ini dijadwalkan berlangsung secara serial dengan tema, lingkungan, demokrasi dan civil society. Untuk tema lingkungan telah dilaksanakan pada 24 Februari 2023. Sedangkan tema demokrasi dilaksanakan pada 3 Maret, dan civil society dilaksanakan pada 10 Maret 2023.

“Masing-masing kegiatan ini dipusatkan di Cafe VOC, samping Sekretariat Komunitas Eco Enzyme, di dalam Benteng Oranje, depan museum rempah,” pungkas pria yang akrab disapa Ipink itu. (tan)