TERNATE, NUANNSA – Maitara, sebuah pulau yang eksotis berpasir putih serta memiliki biota laut terumbu karangnya yang menarik untuk dijadikan sebagai spot wisata bahari atau wisata pantai. Telah banyak digelar berbagai event kepariwisataan dan kebudayaan, baik oleh penduduk setempat maupun dari luar pulau Maitara itu sendiri.
Salah satu lokasi menarik di Maitara yang seringkali dilaksanakan gelaran event adalah di Pantai Akebay. Dari berbagai gelaran event maupun kunjungan rutin ke Akebay di Pulau Maitara, setiap orang akan ingin kembali lagi ke sana. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, yakni keindahan alam bawah lautnya yang begitu memukau para pengunjung, masyarakat dan kebudayaannya yang sangat terbuka terhadap orang dari luar, serta tak kalah pentingnya adalah keindahan wisata bawah lautnya yang memesona bagi siapa saja yang menyelaminya.
Terumbu karang yang terpelihara baik menjadi rumah besar sekaligus sumber kehidupan bagi ekosistem bawah laut yang ramai dikunjungi oleh para pelancong terutama dari luar negeri, seolah menjadi spot favorit para divers. Berbagai jenis ikan dan berbagai jenis ukuran dapat dilihat dengan mata telanjang hanya dalam kedalaman sekitar dua meter atau 50 meter dari bibir pantai yang berpasir putih tersebut.
Akebay seolah menjadi sebuah manifestasi dari spirit dan ciri khas lokal yang menjadi cerminan ideal dari sebuah suguhan wisata, khususnya yang terkait dengan wisata bahari dan sejarah maritim yang dapat dikembangkan sebagai paket wisata andalan untuk menarik minat kunjungan para wisatawan, baik mancanegara maupun domestik ke Kota Tidore tersebut.
Pengembangan kepariwisataan di Akebay sendiri diharapkan tidak menimbulkan kejenuhan wisatawan serta tetap mampu bersaing dengan daerah tujuan wisata yang lain sembari melakukan berbagai pembenahan secara kelembagaan dan partisipatif dalam hal keamanan di sekitar kawasan tersebut.
Keamanan yang dimaksud termasuk di dalamnya adalah keselamatan bagi pengunjung yang belum memahami sepenuhnya karakteristik arus laut di kawasan ini, terlebih jelang sore hari memiliki arus kencang sehingga berpotensi risiko bagi para pengunjung.
Sebagai sebuah destinasi baru wisata pantai, maka kawasan Akebay memerlukan perhatian dari berbagai pihak untuk secara kolaboratif memajukan dan mengembangkannya sehingga menjadi berdampak bagi masyarakat tempatan.
Selain itu, rasa optimis harus tetap dikobarkan untuk meningkatkan kesempatan berusaha, kesempatan kerja, pendapatan daerah dan masyarakat sekitarnya secara lebih luas dan berkelanjutan, khususnya masyarakat lokal, dengan terus mewujudkan pelestarian lingkungan dan revitalisasi sosial budaya masyarakat yang tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi kunjungan wisatawan.
Hal ini tentunya menjadi penting terlebih indusri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar di dunia karena banyak menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan bahkan memberikan kontribusi pariwisata terbesar pada produk domestic bruto suatu negara. Sektor pariwisata merupakan salah satu lokomotif perekonomian beberapa daerah di Indonesia seperti Bali dan merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) khususnya dan pajak hotel dan restoran.
Untuk itu, agar pembangunan kepariwisataan daerah kita bisa berkelanjutan, peningkatan kualitasnya harus terus diupayakan dengan menyesuaikannya dengan potensi daerah dan bersinergi dengan berbagai lintas sektor dan aktor tentunya. Baik antar lintas aktor, lintas pelaku dan lintas kepentingan bagi kemajuan bersama.
Berangkat dari logika inilah, maka manajemen project Literasi Digital Provinsi Maluku Utara memandang penting untuk melakukan kampanye literasi digital guna memberikan pemahaman kepada masyarakat tempatan yang berkaitan dengan empat pilar literasi digital yaitu: cakap digital, etika digital, budaya digital dan keamanan digital.
Kepala Desa Maitara, Safrisal Ibrahim, mengapresiasi langkah kolaborasi manajemen literasi digital provinsi Maluku Utara yang akan didukung penuh oleh perangkat desa, kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Akebay, unsur pemuda dan unsur masyarakat termasuk PKK dan tokoh agama.
Desa Wisata Pantai Akebay telah menerima piagam penghargaan untuk kategori sebagai Desa Wisata Binaan Kemenparekraf RI pada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023, Desa Wisata Simbol Kebangkitan Ekonomi Nasional.
“Harapan besar kepala desa beserta masyarakat semoga kolaborasi ini berdampak positif hingga mampu membuat Akebay lebih berkembang lagi di masa-masa yang akan datang,” harapnya, Kamis (9/3).
Sementara itu, Safira Denita Royani, selaku Project Assistant Literasi Digital Provinsi Maluku Utara mengatakan di era transformasi digital saat ini, promosi destinasi wisata dengan tematik bahari yang akan memperkenalkan serta mengajak wisatawan untuk terlibat aktif dalam setiap gelaran event tentu membutuhkan kemampuan memanfaatkan kemajuan internet yaang berbasis pada platform digital, sehingga hal demikian akan memudahkan upaya-upaya promosi secara maksimal.
“Sebagai bentuk komitmen untuk memajukan pariwisata kawasan Akebay dan mendorong masyarakat agar makin cakap digital, maka maanajemen projek literassi digital Provinsi Maluku Utara akan menyelenggarakan talkshow (sharing season) makin cakap digital dengan para narasumber konten kreator Maluku Utara serta life music performance dari Choki Umasangadji dan Drumtruck band, kata Fira sapaan karibnya.
Selain beberapa rangkaian kegiatan tersebut, juga akan dilaksanakan beberapa agenda kegiatan lainnya untuk menambah keseruan dan menjadikan acara tersebut menjadi lebih semarak, antara lain launching Desa Wisata Akebay oleh Wali Kota Tidore Kepulauan, Pelantikan Pokdarwis Akebay, Penyerahan Piagam ADWI 2023 dari Kemenparekraf RI, Expo Kuliner Maitara, Ducatioan camp-camping ground, serta berbagai keseruan acara menarik lainnya. (tan)