TERNATE, NUANSA – Sebagai upaya mengatasi persoalan sampah yang kian hari tak ada titik terangnya, Pemerintah Kota Ternate menghadirkan dua narasumber dari Kabupaten Malang dalam forum perangkat daerah dan Musrenbang RKPD. Mereka adalah Kepala KSM TPS3R Mulyoagung Bersatu Kabupaten Malang F. Supardi dan Manajemen KSM TPS3R Nugraha Wijayanto.
Pada kesempatan itu, Mulyoagung mengatakan, dalam penanganan sampah menjadi program unggulan di Kota Ternate agar berjalan dengan baik, pengolahan sampah diserahkan kepada tingkat kelurahan masing-masing.
“Sampah harus selesai pada sumbernya. Pelaksanaanya ada di kelurahan masing-masing yaitu bentuk kelompok swadaya masyarakat (KSM),” ujarnya, Selasa (21/3).
Demi terciptanya keindahan, kenyamanan dan kebersihan, ia berharap Ternate menjadi salah satu kota yang bersih se-Indonesia. Karena itu, meyakini bahwa semuanya akan berjalan dengan baik apabila bersinergi dengan masyarakat, pemerintah, swasta, akademisi dan lembaganya.
“Ini benar-benar sinergi, tidak bisa hanya pemerintah. Butuh keikutsertaan dalam berkolaborasi, sehingga semuanya memiliki peran dan bertanggung jawab,” jelasnya.
Lewat Musrenbang ini, kata dia, masyarakat harus dilakukan pendampingan dari pemerintah daerah khususnya DLH Kota Ternate, untuk memberikan semangat kepada kelompok-kelompok yang mengelola sampah tersebut.
Sementara, Nugraha Wijayanto menambahkan, bahwa ia merasa Kota Ternate punya potensi pengolahan sampah. Ini membutuhkan upaya dan kerja keras, baik instansi pemerintahan maupun partisipasi aktif masyarakat.
“Karena Ternate ini potensi ada semua, masyarakat proaktif, instansi pemerintah sudah memberikan prasarana apalagi bantuan roda tiga tak tanggung-tanggung berjumlah 50 unit,” katanya.
Lalu untuk TPS3R memang sudah ada 3 tempat, tetapi belum optimal sehingga tinggal butuh kerja sama dengan masyarakat untuk mengelola masalah sampah.
“Masyarakat ini bukan mereka tidak mau, namun bisa saja tidak mengerti kerja, sehingga harus ada suntikan stimulus agar bagaimana masyarakat tergugah,” ucapnya.
“Butuh pendampingan dari pemerintah agar naluri masyarakat mau terjun langsung aktif partisipasi dalam program pengolahan sampah. Kota Ternate bisa bebas dari sampah. Untuk itu, harus berusaha dan belajar dalam pengolahan sampah ini. Meskipun kami jauh dari Malang, kami tetap bermitra untuk menjadi pusat edukasi pengolahan sampah berbasis masyarakat,” sambungnya.
Terpisah, Kepala Bappelitbangda Kota Ternate, Rizal Marsaoly, menuturkan permasalahan sampah diprioritaskan di tahun 2024 dalam usulan Musrembang tahun 2023. Sebab itu, pihaknya merencanakan bekerja sama dengan konsultan Manajemen KSM TPST3R Mulyoagung Bersatu Kabupaten Malang.
“Tujuannya adalah untuk dilakukan pendampingan kurang lebih satu atau dua tahun kedepan,” katanya.
Mantan Kadis Pariwisata Kota Ternate itu mengaku, konsepsi penerapan mengatasi permasalahan sampah digunakan Kota Malang tersebut, terbilang sukses karena berkerja selama 12 tahun dan berhasil mengatasi permasalah sampah.
“Jadi tidak salahnya untuk belajar kepada mereka. Setidaknya ada hal lain yang bisa diadopsi untuk atasi permasalahan sampah di Kota Ternate. Saya pikir ini sangat menarik karena ada pendampingan yang lakukan pengelola, manajemen, metode dan teknologi dalam pengolahan sampah, sampai kepada mengubah perilaku dan mindset masyarakat,” tukasnya.
Rizal menyebutkan, pihaknya kini sudah berbuat banyak dan berkomitmen mengatasi permasalah sampah dengan penambahan armada di tahun 2024 sebanyak 50 unit roda tiga. Bukan hanya itu, pihaknya juga terus berupaya mengembangkan metode pengolahan sampah di lingkungan masyarakat.
“Hal itu semua dibarengi atau melibatkan konsultan dari Malang tersebut dan dikuatkan dengan dukungan semua pihak agar permasalahan sampah di kota Ternate dapat diselesaikan,” tuturnya.
Di sisi lain, Rizal berkata saat ini Pemkot Ternate berencana mengembangkan retribusi sampah ke warga dalam peraturan Wali Kota yang nantinya disiapkan.
“Kalau misalnya iuran itu sudah diterapkan, maka konsekuensinya adalah kita harus memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat,” tutupnya. (udi/tan)