Oleh: Raihun Anhar, S.Pd
Pemerhati Umat
SEBANYAK 35 pemuda Maluku Utara mengikuti seleksi Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN). Mereka berasal dari berbagai daerah terbanyak dari Kota Ternate yakni 20 orang. Tujuan mereka adalah ke Australia dan Singapura dengan kuota dua orang. Selain PPAN, ada juga Pertukaran Pemuda Antar Provinsi (PPAP). (Halmaherapost.com: 4/5/2023)
Program ini dilaksanakan setiap tahun oleh Kemenpora yang bertujuan sebagai pembinaan pemuda untuk meningkatkan sumber daya manusia. Jika memang demikian, apakah negara ini tidak mampu memberdayakan manusianya sehingga membutuhkan pertukaran pemuda? Bukankah sudah banyak tokoh-tokoh hebat negeri ini yang bisa dijadikan sebagai teladan dalam meningkatkan mutu SDM.
Contohnya, banyak mulai dari ulama hebat sekaligus sastrawan dan jurnalis seperti Buya Hamka, BJ. Habibie dengan keilmuan dalam bidang penerbangannya, Laksamana Malahayati dengan kegigihannya mampu mengalahkan musuh dengan duel, Sultan Babullah dan Sultan Nuku dengan kegigihan mereka dalam mengusir penjajah dari Nusantara hingga menaklukkan wilayah-wilayah dengan Islam.
Lalu mengapa harus keluar ke negara lain untuk meningkatkan mutu SDM jikalau di negeri sendiri kaya akan pemuda hebat yang bukan hanya mengukir cerita indah untuk negara, namun juga untuk agama mereka. Menjadi berdaya tak perlu untuk bertukar dengan pemuda negara lain yang belum tentu hebat seperti mereka yang dicontohkan sebelumnya.
Melihat lebih jauh lagi, sejarah peradaban manusia ada sosok manusia yang menjadi teladan untuk umat manusia yakni Rasulullah Saw. Terlahir sebagai anak yatim, namun mampu membawa perubahan untuk dunia dengan dakwah Islam sampai-sampai dipuji oleh seorang penulis Barat Michael Hart dalam bukunya “100 Orang Berpengaruh di Dunia” sebagai manusia yang sangat berpengaruh nomor satu.
Jadi jika melihat sosok Rasulullah Saw, kemudian sahabat Nabi, dan manusia-manusia hebat negeri ini sudah sangat cukup untuk menjadi berdaya. Tinggal bagaimana mempelajari bagaimana mereka menjalani hidup kemudian mengikutinya. Terlebih lagi mengikuti Rasulullah Saw adalah perintah Allah Sang Maha Pencipta manusia itu sendiri. Sebagaimana Allah telah berfirman:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-ahzab-ayat-21).
Bertukar dengan pemuda luar negeri belum tentu membawa keselamatan dunia hingga akhirat. Buat apa menghabiskan tenaga dan materi untuk hal yang tidak menjamin keselamatan. Padahal sudah ada Islam dan Rasulullah Saw sebagai teladan yang jika kita mengikutinya terjamin keselamatan dunia hingga akhirat, bahkan ke surga tempat akhir yang paling terbaik. Seperti firman Allah SWT:
“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah (sunnah/petunjuk)ku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Ali ‘Imran:31).
Untuk berdaya tak butuh program PPAN, namun yang dibutuhkan adalah mempelajari kisah-kisah manusia hebat dan menjalankan hidup sesuai tuntunan Islam yang telah menjamin keselamatan dunia akhirat. Buat apa mengikuti manusia yang belum tentu dan tidak dijamin surga jika mengikuti mereka. Dengan demikian, maka manusia akan berdaya dan akan terukir lagi sejarah peradaban dunia yang gemilang dengan Islam sebagaimana dulu Islam berjaya hingga mampu merubah kejahiliyaan Arab dan kegelapan Eropa menjadi terang.
Dengan Islam dan ketakwaan pada Allah SWT manusia bukan hanya berdaya, namun akan tercapainya kehidupan yang diberkahi Sang Pencipta manusia sebagaimana firman Allah SWT:
“Dan sekirany a penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Araf ayat 96). (*)