Opini  

RSUD Chasan Boesoirie Memburuk Akibat Kapitalisme

Raihun Anhar.

Oleh: Raihun Anhar, S.Pd

Pemerhati Umat

RINDU itu berat, kamu nggak akan sanggup. Itu kata Dilan. Kalau kata Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba, mengatakan ia tidak sanggup atas masalah RSUD Chasan Boesoirie (CB) yang hingga kini belum usai. Katanya di Malutpost “Saya so tara poha“. Jika kepala daerah sampai mengatakan demikian menandakan beratnya masalah tersebut.

Masalah apa yang terjadi di RSUD CB? Masalah pokoknya ada pada utang ke pihak ketiga (vendor) yang akhirnya berpengaruh pada para Nakes yang tidak mendapat tunjangan (TPP). Dimana masalah ini viral di Malut, para Nakes demo hingga menangis di depan kediaman Gubernur. Kemudian sekarang masalahnya adalah kekurangan stok obat karena obat disuplai oleh para vendor. Hal ini dinyatakan oleh Direktur RSUD CB Ternate dr. Alwia Assagaf saat diwawancarai oleh Kalesang.id.

Rumah sakit adalah tempat umum yang mestinya penyediaan obat-obatan disediakan negara dengan gratis, tetapi mengapa harus minta para vendor?. Karena dalam sistem kapitalisme negara hanya sebagai regulator yang akan memberikan peluang untuk pihak ketiga melayani urusan rakyat. Walhasil, hal ini terjadi di RSUD CB Ternate.

Dalam kapitalisme yang menjadi tujuan adalah mendapatkan keuntungan materi dan manfaat. Para vendor tidak akan memberikan obat sebelum RS bayar utang. Karena mereka menyediakan semua itu tidak gratis alias bisnis mereka dengan pihak rumah sakit. Namun hal ini akan berdampak buruk pada pelayanan yang tidak maksimal. Obat tidak ada mau mengobati pasien dengan apa?

Dengan demikian, kita butuh pengaturan kesehatan yang lebih baik. Sistem kesehatan yang tidak dijadikan ajang bisnis. Selain itu, para Nakesnya juga diberlakukan dengan baik, tidak seperti hari ini hak terabaikan dan terancam dengan RUU Kesehatan. Para Nakes dan semua rakyat membutuhkan sistem yang mendatangkan kebaikan dan kesejahteraan bersama. Sistem itu tentu bukan kapitalisme tetapi Islam.

Cara Islam Mengatur Kesehatan

Islam adalah agama penyempurna dari agama-agama sebelumnya. Jika agama sebelumnya diturunkan hanya untuk umatnya saja. Berbeda dengan Islam, yakni untuk seluruh umat manusia. Oleh sebab itu, tidak ada aturan Islam yang tidak mengatur hidup dengan baik. Semuanya akan diatur dengan baik termasuk kesehatan. Islam memiliki aturan yang mengatur sebelum sakit dan setelahnya (sakit). Sebelumnya adalah mencegah dari segala penyakit. Sedangkan setelahnya mengobati jika sudah sakit.

Kesehatan adalah salah satu nikmat yang harus disyukuri dengan menjaganya. Terlihat bagaimana Islam dalam mengatur asupan makanan, yakni harus yang halal dan tayyib (baik). Jika kita memiliki alergi tatkala makan makanan tertentu, maka dianjurkan untuk tidak konsumsi makanan tersebut walaupun halal. Selain asupan makanan Islam juga mengatur cara makan dan minum yang benar seperti baca bismillah (berdoa), tidak boleh berdiri, jangan tiup yang panas yang bermanfaat untuk kesehatan kita, duduk, mengunyah hingga makanan hancur dengan baik untuk membantu lambung dalam mencerna makanan, dan ucapkan syukur (Alhamdulillah) setelah makan.

Kemudian Islam juga mengajarkan untuk berolahraga seperti berkuda, memanah, dan berenang. Nabi Muhammad Saw bersabda: Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang, dan memanah,” (HR Bukhari, Muslim).

Semua itu dilakukan sebagai bentuk syukur dan mencegah dari segala macam penyakit. Selanjutnya, jika sudah sakit maka negara dalam Islam (khilafah) yang akan mengurusnya. Negara akan menyediakan fasilitas seperti rumah sakit, tenaga kesehatan, obat-obatan, dan alat-alat kesehatan lainnya.

Para Nakes diberikan upah dan jaminan keamanan dan kesejahteraan oleh negara. Dengan begitu, para Nakes akan bekerja dengan senang hati seperti yang digambarkan dalam sejarah peradaban Islam. Dikisahkan seorang laki-laki yang pura-pura sakit untuk mengetahui pelayanan kesehatan, dan ternyata ia betah karena pelayanan yang baik. Kisah ini menunjukkan betapa indahnya jika saat sakit kita dilayani dengan baik, lebih enak lagi tidak terbebani oleh biaya walau harus berhari-hari di sana karena gratis. Berbeda sekali bukan dengan rumah sakit saat ini?

Jika saat ini kita menemukan rumah sakit yang di dalam satu ruangan bisa empat pasien yang tentu tidak nyaman. Jika menginginkan punya ruangan sendiri harus bayar mahal. Dalam Islam tidak demikian, Islam akan menjaga kenyamanan pasien agar cepat sembuh. Caranya dengan memisahkan antara pasien laki-laki dan perempuan, kemudian negara juga akan memaksimalkan untuk pasien perempuan dilayani oleh dokter perempuan begitupun sebaliknya.

Begitulah Islam dalam mengatur kesehatan. Apabila kita menerapkannya, tidak akan terjadi masalah seperti yang dihasilkan dalam penerapan kapitalisme. Hal itu telah dibuktikan dalam sejarah peradaban Islam. Lalu untuk apa kita bertahan dengan kapitalisme, jika Allah telah memberi Islam untuk kita? (*)