Opini  

Bullying Never Stop Without Islam

Raihun Anhar.

Oleh: Raihun Anhar, S.Pd

Pemerhati Umat

BULLYING atau penindasan adalah perbuatan yang zalim. Namun dalam kehidupan saat ini, bullying sering terjadi. Beredar video bullying antar pelajar SD di Halmahera Selatan (Halsel). Dimana beberapa siswa memukul anak itu, melepaskan kerudungnya, lainnya menyaksikan dan merekam aksi mereka. Dalam video tersebut, terlihat mereka berbicara dengan kata-kata yang buruk (makian) juga. Kasus bullying yang dilakukan pelajar bukan kali pertamanya terjadi di Malut. Hal ini sudah sering terjadi.

Pelajar adalah mereka yang mau belajar untuk menjadi lebih baik. Namun hal itu seperti tidak berlaku pada mereka. Terlihat dari bagaimana mereka berbicara ke teman dengan makian, menindas teman dengan tendangan dan pukulan, bahkan melepaskan kerudungnya. Tentu sangat tidak mencerminkan identitas pelajar, bukan?

Masalah ini banyak penyebabnya, namun jika kita melihat dari kasus ini adalah adanya ketidakselarasan pemahaman antara mereka. Saat mereka berbeda dalam memahami sesuatu walaupun sebelumnya mereka berteman bisa menjadi musuh. Tak lagi bersikap baik akibat perbedaan tersebut. Namun jauh dari perbedaan pemahaman, ternyata penyebab utamanya adalah sekularisme atau paham yang memisahkan antara hidup dengan agama. Ialah dalang dibalik setiap kasus bullying.

Sekularisme Biang Kerok Bullying

Dari masalah yang terjadi muncullah pertanyaan. Mengapa bullying terus terjadi dan mengapa pelajar menjadi pelakunya? Jawabannya karena sistem hidup hari ini memisahkan hidup dengan agama (sekularisme). Orang akan melakukan apapun tidak lagi melihat apakah ini baik atau buruk, halal atau haram. Pelajar yang diajarkan agama oleh orang tua dan guru, namun karena sekuler agama tidak dipakai dalam hidup mereka seperti dalam hal bertindak. Walhasil mereka melakukan bullying yang dilarang oleh agama mereka.

Terlihat mereka berkerudung yang merupakan ciri khas agama Islam namun tindakan mereka bukan perbuatan Islami. Itulah gambaran pelajar yang dibentuk oleh sekulerisme. Dididik namun tidak terdidik. Diajarkan bermoral yang baik namun tak bermoral. Dari masalah ini harusnya memberikan kesadaran bahwa sekulerisme harus disingkirkan. Mengapa? Karena ia merupakan biang kerok kerusakan pelajar. Selama masih menggunakan sekularisme, maka selama itu pula bullying akan terjadi. Maka dari itu buang masalah (sekularisme) harus disingkirkan lalu menggantinya dengan Islam. Karena Islam akan mencegah generasi dari perbuatan tercela.

Islam Anti Bullying

Bullying atau penindasan adalah sebuah kezaliman yang diharamkan dalam Islam. Allah telah menyampaikan dalam Al-Qur’an bahwa sesama muslim adalah saudara. Harus saling menyayangi bukan menindas. Jika bertengkar, maka damaikan dan diminta untuk bertakwa agar diberi rahmat. Sebagaimana Allah berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara. Karena itu, damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”. (QS. Al-Hujurat: 10).

Adapun hadis yang melarang berlaku zalim/bullying terhadap manusia. Seperti hadis qudsi berikut. Nabi saw mensabdakan firman Allah SWT:

“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman kepada diri-Ku dan Aku menjadikan kezaliman itu haram di antara kalian. Karena itu, jangan saling menzalimi. Wahai Hamba-Ku, kalian semua tersesat, kecuali yang Ku-beri petunjuk. Karena itu, mintalah petunjuk kepada-Ku, pasti Ku-beri petunjuk.” (HR. Muslim)

Adapun dalil lain yang melarang bullying. Nabi Muhammad Saw bersabda:

“Hindarilah kezaliman, karena kezaliman itu adalah mendatangkan kegelapan pada hari kiamat kelak! Jauhilah kekikiran, karena kekikiran itu telah mencelakakan (menghancurkan) orang-orang sebelum kalian yang menyebabkan mereka menumpahkan darah dan menghalalkan yang diharamkan.” (HR Muslim)

Selain ayat Qur’an dan hadis di atas, masih banyak lagi dalil yang mengharamkan berlaku zalim/bullying. Telah dibuktikan dalam sejarah peradaban Islam tidak pernah ditemukan bullying sesama pelajar. Islam mampu melahirkan generasi terbaik yang cerdas dan berakhlak mulia.

Potret Generasi Didikan Islam

Jika sekularisme merusak pelajar, berbeda dengan Islam. Pelajar akan terdidik dengan baik sehingga terbentuklah kepribadian Islam. Mereka akan memahami Islam secara menyeluruh dari akidahnya hingga syariatnya. Cerdas dan taqwa, itulah potret pelajar dalam sistem Islam.

Cara Islam membentuk kepribadian Islam pada setiap pelajarnya adalah dengan menjadikan Islam sebagai way of life. Berbuat segala sesuatu dengan berdasarkan pada halal dan haram. Jika halal dilakukan, jika haram dijauhkan. Dengan begitu tak akan ditemukan masalah bullying. Hal itu dibuktikan dalam sejarah peradaban Islam bahwa manusia menjadi cerdas dengan datangnya Islam. Arab jahiliyah berubah menjadi sebuah peradaban gemilang yang dimulai dengan peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad Saw.

Pelajar SD sekuler melakukan bullying, namun pelajar Islam menjadi penolong agama Allah di usinya yang belia yaitu Zaid bin Tsabit. Saat ia berusia sebelas tahun, ia mengajukkan dirinya untuk ikut perang Badar, namun Rasulullah belum mengizinkan karena masih sangat kecil. Kemudian Rasulullah memintanya untuk belajar Al-Qur’an dan berbagai bahasa hingga menjadi penerjemah Rasul.

Sungguh perbedaan yang jauh. Anak SD pikirannya masih mikir main-main. Zaid bin Tsabit malah memilih ikut perang melawan kafir Quraisy. Mengapa bisa seperti itu? Itu dikarenakan Islam menjadi way of life-nya. Ia dididik dengan Islam dan mempelajari bahasa-bahasa negara lain seperti Romawi dan Persia guna membantu Rasul memahaminya.

Dalam sejarah peradaban Islam, bullying is nothing (tidak ada penindasan). Mereka sibuk belajar agama dan ilmu pengetahuan sejak dini. Hal itu terjadi karena Islam tidak dipisahkan dengan kehidupan mereka, termasuk pendidikan. Pendidikan dalam Islam akan mencetak generasi yang taat dan berilmu, ahli dalam berbagai bidang ilmu (polymate). Contohnya para ilmuwan muslim seperti Ibnu Sina (dalam bidang kedokteran, geografi, matematika dan kimia), Jabir Ibnu Hayyan (bapak kimia modern dan seorang filsuf), Abbas Ibnu Firnas (ahli dalam ilmu penerbangan dan penemu jam bertenaga air), Maryam Asturlabi (globe/maps), dan masih banyak lagi.

Dari syariat Islam yang melarang bullying dan contoh pelajar hari ini dengan pelajar dalam Islam. Terdapat perbedaan yang jauh antara keduanya. Satu baik dan satunya buruk. Yang satu shalih dan satunya bejat. Keduanya dihasilkan dalam sistem yang berbeda yakni sekularisme dan Islam. Apabila kita mengingkan generasi terbaik, maka harus menjadikan Islam sebagai way of life bukan sekularisme. Wallahualam Bissawab. (*)