TERNATE, NUANSA – Pembinaan perpustakaan tingkat kelurahan di Kota Ternate sebagian besar tidak berjalan maksimal.
“Pembinaan perpustakaan tingkat kelurahan sudah hampir semua, hanya saja lain belum bergerak secara maksimal, ada yang jalan dan ada yang tidak,” kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Ternate, Safia M Nur, Selasa (30/5).
Kini ada tiga kelurahan yang mendapat bantuan manfaat dari program perpustakaan berbasis inklusif sosial, yakni Kelurahan Togafo, Kelurahan Kasturian dan Kelurahan Jambula.
“Ketiga kelurahan ini sebelumnya sudah dapat bantuan buku dan rak, mereka punya tempat dan pengelola sehingga program itu berjalan,” ujarnya.
Mantan Sekwan DPRD Kota Ternate itu berharap agar semua kelurahan memiliki perpustakaan, sehingga meningkatkan minat baca.
“Harus ada keterlibatan semua pihak untuk membantu Kota Ternate dalam mencerdaskan anak lewat minat baca. Secara data dari pusat bahwa seluruh provinsi di Indonesia, Maluku Utara berada di urutan ke 32, tapi khusus untuk Kota Ternate sendiri pada presentasi minat baca sudah di angka 68 persen,” jelasnya.
Sedangkan di kabupaten/kota lain masih rendah di angka 20 persen. Ia bilang, tugas perpustakaan provinsi dan kabupaten/kota saling berkolaborasi, sehingga minat baca di Maluku Utara bisa meningkat.
“Kalau hanya mengharapkan Kota Ternate saja, tidak akan mungkin naik. Selain itu, perpustakaan nasional melalui Pemkot Ternate memfasilitasi bantuan berupa 500 judul buku di Kecamatan Pulau Hiri, tapi setelah turun cek tempatnya tidak ada. Ini lagi-lagi tingkat kelurahan berjalan kurang maksimal,” terangnya.
“Meski dinas telah menyiapkan buku, tempat bangunan dan rak, tapi itu tak mampu. Butuh kolaborasi semua pihak,” sambung mengakhiri. (udi/tan)