TERNATE, NUANSA – Dunia media sosial begitu menggeliat dan dinamis dalam keseharian umat manusia dewasa ini. Manusia seolah telah menjadi (manusia) digital, di-mana teknologi digital telah berhasil mengubah cara hidup dan pandang manusia di era transformasi digital, terlebih untuk menghadapi berbagai tantangan dan problematika hidupnya masing-masing dalam berbagai bidang kehidupan.
Tak hanya bagi kehidupan orang per orang secara pribadi, melainkan pula sebuah komunitas kecil di tingkat keluarga hingga negara. Ketergantungan hidup pada teknologi digital seolah merata dalam setiap kehidupan manusia modern, baik dalam lingkup kehidupan masyarakat tradisional di kampung-kampung yang homogen hingga masyarakat perkotaan yang heterogen, dari lingkup pendidikan formal maupun non formal. Semuanya membuktikan kepada kita betapa pentingnya adaptasi manusia terhadap perkembangan zaman dengan ragam produk pencapaian teknologi sehingga kita tidak menjadi tergilas oleh zaman itu sendiri.
Perkembangan teknologi yang dimaksud lebih khusus pada teknologi informasi dan telekomunikasi seperti keberadaan berbagai platform digital serta layanan aplikasi yang mewabah dalam tatanan kehidupan masyarakat modern saat ini menjadikan umat manusia sangat terbantu dengan berbagai fasilitas dan kemudahan yang dihasilkan dan di saat yang bersamaan, realitas ini menjadikan kita menjadi manusia digital yang bergantung pada segala produk layanan teknologi yang kita ciptakan sendiri.
Dalam hal pelayanan perbankan misalnya, kita kenal dengan “mobile” yang telah mengubah institusi keuangan ritel menjadi bank digital. Demikian pula dengan dunia berbagai fitur layanan di media sosial, seolah menjadi solusi kehidupan manusia bukan saja bagi si pemilik akun dari platform digital tertentu, melainkan juga berpengaruh pada si pengguna yang lain atau turut menjadi followers (pengikut) dari yang bersangkutan, seperti seorang konten kreator misalnya.
Setiap konten kreator yang eksis di media sosial tentunya memiliki orientasi dan karakter yang berbeda antara satu dengan lainnya dalam berbagai hal. Faktor pendorongnya pun beragam, antara lain: entah dari segi pengalaman hidup pribadi yang bersangkutan yang lebih bersifat personal, hobi dan talenta, lingkungan sosial dan budaya yang melingkupinya, maupun karena tuntutan profesi atau pekerjaannya yang memperkuat eksistensinya baik melalui video pada YouTube, foto di feel Instagramnya maupun caption pada akun Facebook miliknya.
Meskipun demikian, tidaklah mudah untuk menjadi seorang konten kreator yang hebat, yang memiliki banyak followers (pengikut), karena membutuhkan imajinasi kreatif yang lebih yaitu tidak sekadar memosting atau menampilkan foto, video dengan caption-nya semata, melainkan diperlukan berbagai hal yang menjadi penting untuk diperhatikan terlebih dahulu sebelum di-publish (upload).
Hal ini diperlukan agar setiap orang yang melihat postingannya menjadi tertarik sehingga mau melihat atau membaca postingan yang telah di-upload. Strategi yang digunakan oleh seorang konten kreator juga menjadi hal penting lainnya yang mesti diperhatikan sehingga menjadi menarik bagi orang atas apa yang diposting olehnya. Karena sebuah strategi sangatlah berdampak kepada keberhasilannya untuk menarik minat orang untuk melihat dan menjadi pengikutnya sehingga setiap konten kreator memiliki strateginya masing-masing untuk menjadikan dirinya menjadi konten kreator yang sukses di ruang digital. Di Maluku Utara, terdapat beberapa orang yang memiliki karakter dan strateginya masing-masing antara satu konten kreator dengan lainnya, dan salah satunya adalah Saya Khoko.
Saya Khoko, seorang konten kreator yang populer di kalangan para pengguna media sosial di Maluku Utara dengan karakter dan ciri khasnya yang melekat kuat di semua kalangan menjadikannya semakin diakui lewat berbagai kontennya yang menghibur, informatif sekaligus edukatif. Belakangan, Saya Khoko semakin banyak tampil sebagai pengisi acara menjadi narasumber dalam project Literasi Digital dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia region Maluku dan Papua di bawah pimpinan Thamrin Ali Ibrahim selaku regional director Maluku dan Papua. Berbagai isu menjadi materi yang dibawakan oleh Khoko sebagai upaya untuk ikut mengampanyekan program kampanye literasi digital yang bertumpu pada empat pilar yaitu; cakap digital, etika digital, budaya digital dan keamanan digital.
Sebagai seorang konten kreator papan atas di Maluku Utara, dalam setiap penampilannya yang khas, Saya Khoko tergolong sangat maksimal baik dalam fashion yang seolah menjadi personal branding bagi dirinya, interaktif dan komunikatif dengan audiens hingga mampu menghipnotis audiens dengan gayanya yang khas. Penampilan panggungnya tak hanya membuat para audiens yang hadir ikut tertawa atas penyampaiannya yang lucu tentang sebuah isu, namun juga mengedukasi dan memotivasi audiens untuk belajar tentang kebudayaan daerah sebagai identitas yang tak bisa ditanggalkan di tengah derasnya perubahan zaman.
Kekayaan budaya yang berlimpah dan sumber daya alam melalui keindahan panorama Maluku Utara seolah menjadi karunia Tuhan yang tak ternilai harganya di mata Khoko untuk disyukuri dengan jalan berbagi (share) di berbagai platform digital. Sebagai seorang konten kreator, realitas ini merupakan peluang dan kesempatan yang baik tentunya untuk dipublis melalui akun media sosial miliknya, baik sekadar sebagai konten atau isu menarik yang perlu untuk di-share, sekaligus juga merupakan bagian dari promosi pariwisata dan budaya untuk lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Bagi Khoko, sumber daya alam dan keindahan panorama baik di gunung maupun di laut merupakan destinasi yang menarik untuk dipublikasikan, sehingga tempat-tempat tersebut dijadikan sebagai destinasi wisata favorit bagi kunjungan wisatawan atau para pelancong baik domestik maupun mancanegara.
Khoko pun mengakui bahwa keindahan alam yang eksotis dan kebudayaan Maluku Utara tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi para influencer dan mendapat respons positif dari para follower-nya di berbagai platform digital seperti Facebook, Instagram, YouTube, TikTok. Hal ini menurut Khoko merupakan peluang yang sangat baik untuk generasi muda yang memilih jalur profesi menjadi seorang konten kreator untuk mengangkat berbagai konten lokal berbasis alam dan budaya masyarakat lokal.
Hal ini juga disampaikan pada beberapa kesempatan termasuk dalam gelaran talkshow makin cakap digital. Dalam kesempatan tersebut, Khoko menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah identitas, kenapa Khoko bilang bahwa identitas sangat penting? Karena budaya adalah identitas yang selalu melekat dalam diri kita semua tentunya, sehingga Khoko berusaha untuk membuat konten kreatif bebasis pada budaya lokal yang diangkat lewat komedi, dan lain-lain.
Sosok yang sangat familiar dan populer di kalangan anak-anak dan remaja Maluku Utara ini juga tak enggan untuk berbagi pengetahuan dan pengalamannya kepada audiens di setiap kali memenuhi undangan sebagai narasumber yang bertemakan seputar dunianya sebagai seorang konten kreator. Sebuah pesan menarik ketika menanggapi asumsi orang bahwa apakah faktor mengejar uang adalah motivasi yang mendorong seseorang menjadi konten kreator?
Khoko menjawab bahwa janganlah jadikan alasan uang atau ketenaran dan kepopuleran sebagai motivasi seseorang menjadi konten kreator, karena dengan sendirinya kesuksesan kita menjadi seorang konten kreator, maka secara otomatis hal itu akan menyertai kita dengan sendirinya. Oleh karena itu, maka yang diperlukan adalah niat baik serta kerja keras yang bersungguh-sungguh dalam bergelut sebagai seorang konten kreator sehingga segala usaha kita dengan menghibur dan mengedukasi dapat bernilai ibadah serta mendatangkan rezeki yang halal tentunya.
Bagi Khoko bahwa kita mesti bijak dan cakap dalam bermedia sosial. Hal ini menjadi penting karena yang demikian akan menghindarkan kita dari berbagai konten yang melanggar aturan serta norma hukum hanya karena keinginan untuk mengejar popularitas semata ataupun untuk sebagai alasan penambahan pengikut (follower), subscribe, like dan lain-lain sebagainya.
Tak dipungkiri Khoko bahwa ada asumsi umum yang diketahui orang dan telah menjadi imajinasi sekaligus motivasi bahwa dengan bertambahnya jumlah pengikut, maka hal tersebut akan menjadikan seorang konten kreator dicari guna mempromosikan berbagai jenis brand atau produk sebuah usaha atau perusahan yang pada akhirnya bermuara pada adanya pendapatan atau perolehan penghasilan dari promosi produk tersebut, baik berupa brand atau produk kesehatan, elektronik dan handphone, sport dan lain-lain.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Khoko merasa bersyukur karena salah satu cara terbaik agar generasi muda kita menjadi bijak dan cerdas bermedia sosial maka kampanye yang dilakukan oleh manajemen Literasi Digital Provinsi Maluku Utara sangatlah positif, sehingga hal tersebut diharapkan dapat memberikan pemahaman yang baik sekaligus membentuk orientasi pikir kepada para generasi muda khususnya dan pengguna berbagai platform digital untuk memanfaatkan media sosial menjadi bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun bagi orang banyak tentunya.
“Media sosial hanyalah sebagai alat untuk dapat berbuat sesuatu sehingga menjadi bermanfaat bagi orang banyak melalui sharing informasi maupun edukasi kepada publik, sehingga hal tersebut menjadi bermanfaat dan tentunya hal ini bisa dikembangkan melalui bakat dan minat dari diri kita sendiri tentunya”, ungkap Khoko.
Dalam pandangannya bahwa untuk mewujudkan semua harapan tersebut, maka kita harus giat belajar dan terus belajar menuntut ilmu sebagai bekal kita untuk meraih kesuksesan hidup melalui karya dan prestasi di ruang digital dengan memanfaatkan berbagai platform digital yang berkembang saat ini. Ini merupakan peluang dan kesempatan baik bagi kita yang hidup di era transformasi digital sehingga harus kita manfaatkan dengan baik tanpa menyia-nyiakan hal tersebut untuk berbagai hal yang positif dan bermanfaat tentunya.
Giat belajar menjadi hal yang sangat diperlukan oleh seorang konten kreator, karena dengan demikian kita menjadi semakin selektif dalam membuat sebuah konten yang bermutu atau berdampak, atau membuat orang terhibur, nyaman atau membangkitkan semacam emosi yang bersifat positif untuk mengubah hidup menjadi lebih baik atau dengan kata lain kita dapat memotivasi dan menginspirasi. (red)