Oleh: Griya Ananda Rauf
Mahasiswa Prodi Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Ternate
DI Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam suku, tentunya memiliki beragam keunikan budaya. Kita memahami beberapa budaya tanah air meski mungkin ada beberapa pemahaman yang masih belum pernah kita ketahui. Pada buku bertajuk “Komunikasi Antarbudaya Dahulu Kini dan Nanti” oleh Sihabuddin dkk, dijelaskan konklusi pengertian budaya dari beberapa ahli.
Budaya yaitu hasil penemuan atau ciptaan manusia yang disepakati dan digunakan secara bersama-sama, atau lebih simpelnya budaya berasal dari masyarakat oleh masyarakat, dan untuk masyarakat. Antropolog Inggris menjelaskan bahwa budaya adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat, termasuk kepercayaan, sini, moral, hukum, pertukaran, dan institusi. Dari segi bahasa, budaya atau kebudayaan berasal dari dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi{budi dan akal} yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Identitas budaya yang terbentuk dalam kehidupan suatu masyarakat akan mempengaruhi persepsi diri setiap anggota dalam masyarakat.
Bagaimana mereka memandang diri mereka, bagaimana mereka bersikap dan bertingkah laku, sangat dipengaruhi oleh identitas budaya mereka sendiri. Menurut teori komunikasi tentang identitas, identitas merupakan penghubung utama antara individu dan masyarakat dan di sinilah komunikasi menjadi mata rantai yang memperbolehkan hubungan ini. Komunikasi juga merupakan alat untuk membentuk identitas dan juga mengubah mekanisme
Identitas suatu budaya seringkali terjadi karena manusia berpindah dari tempat ke tempat yang lain. Atau tidak jarang, karena perkembangan teknologi yang sangat pesat, pembentukan identitas budaya juga disebabkan dan dipengaruhi oleh terpaan informasi yang sangat kuat dari media massa. Mobilitas telah menjadi faktor penting dalam pembentukan dan perubahan peradaban umat manusia karena perbedaan tempat dalam kehidupan manusia telah menciptakan definisi-definisi baru, tidak hanya tentang lingkungan kebudayaan di mana seseorang tinggal tetapi juga tentang dirinya sendiri.
Konsep identitas sangat erat berkaitan dengan gagasan budaya. Identitas dapat dibentuk melalui budaya atau sub budaya tempat seseorang menjadi bagian atau berpartisipasi. Harus diakui bahwa terdapat juga perbedaan teori mengenai identitas yang melihat hubungan antara identitas dan budaya dengan cara yang berbeda pula. Teori yang dipengaruhi oleh teori-teori modern tentang budaya dan identitas cenderung melihat identitas sebagai terlahir dalam cara yang cukup langsung akibat keterlibatan dalam budaya atau sub budaya tertentu.
Dunia sedang masuk dalam era globalisasi dimana tujuan dari globalisasi adalah menyatukan penduduk dunia menjadi satu masyarakat dunia yang tunggal. Dengan demikian, di era globalisasi ini makin terbukanya seka– sekat pemisah antar suatu negara terhadap negara lainnya. Terbukanya arus komunikasi dan informasi yang didukung dengan majunya alat–alat komunikasi yang saat ini sudah mudah didapatkan oleh setiap orang, membuat begitu banyak kebudayaan asing masuk ke Indonesia dan semakin membuat posisi kebudayaan indonesia tergeser jauh dari idealnya
Khususnya budaya Indonesia banyak didominasi oleh kebudayaan asing, dalam hal ini budaya barat. Contohnya cara berpakaian khususnya di kalangan anak muda Indonesia bahkan makanan yang dikonsumsi sehari-hari anak bangsa pun kebanyakan didominasi oleh kebudayaan barat. Nilai-nilai nasional pun mulai luntur dan membuat identitas dari bangsa Indonesia makin sulit dibaca oleh banyak orang. Jika kita tidak mempertahankan budaya kita, maka identitas bangsa kita pun lambat laun akan menjadi pudar bahkan hanya menjadi catatan sejarah saja yang akan dibaca oleh generasi mendatang.
Banyak kalangan anak muda mengikuti budaya–budaya barat dengan banyak alasan seperti ingin terlihat cantik, modern, dll. Padahal budaya tersebut sangatlah menyalahi budaya Indonesia yag terkenal santun dan sopan dalam berpakaian. Ada beberapa faktor penyebab yang membuat hal ini terjadi di kalangan masyarakat modern Indonesia.
- Kurangnya kesadaran masyarakat akan nilai-nilai budaya Indonesia, dan memilih mengikuti budaya asing yang terkesan lebih modern, up-to-date, dan praktis. Budaya asing memang sangatlah mengikuti perkembangan zaman, tetapi banyak juga budaya Indonesia yang dapat dikembangkan dalam koridor norma bangsa Indonesia.
- Pembelajaran budaya di sekolah sangat minim diajarkan banyak institusi pendidikan dasar dan menengah yang sudah menganggap bahwa pembelajaran mengenai budaya lokal sudah tidak relevan lagi. Padahal pelajaran ini dapat membangun budaya bangsa serta cara beradaptasi dengan budaya lokal di tengah perkembangan zaman ini.
Lunturnya budaya asli bangsa Indonesia sebagai identitas negara sangat terasa ketika budaya indonesia terkontaminasi dengan budaya barat, sehingga negara ini kehilangan arah dalam mengimbangi kemajuan zaman.
Lunturnya budaya kecil seperti berpakaian tentu saja membawa dampak yang besar terhadap budaya-budaya lainnya seperti, jika pada zaman dahulu budaya hormat-menghormati sangat terlihat antara orang tua dan anak maupun kakak dan adik, hal itu sudah jarang telihat di kalangan anak muda zaman sekarang.
Orang tua yang tadinya adalah orang yang sangat dihormati oleh anak-anak, zaman sekarang orang tua sudah menjadi sekadar “teman” bagi anak-anak. Budaya peduli terhadap lingkungan, dan budaya mematuhi aturan pemerintah pada zaman dahulu terdapat di anak-anak muda, tetapi zaman sekarang sudah sangat jarang orang-orang yang mencintai lingkungan dan menaati peraturan pemerintah. Lunturnya kebiasaan tersebut tidak hanya berdampak dalam moral anak bangsa, tetapi juga berdampak terhadap lingkungan kita.
Begitu banyak alam yang tercemar membuat keindahan Indonesia telah berkurang. Bukan hanya budaya berpakaian, budaya mencintai lingkungan dan menaati peraturan saja yang banyak dilanggar, nilai-nilai keagamaan pun mulai luntur. Seperti agama Islam pada saat dulu sangatlah kental, tetapi sejak budaya asing masuk nilai-nilai Islam seperti selalu menutup aurat sudah mulai hilang.
Banyak anak-anak yang bangga memamerkan auratnya dengan alasan kekinian dan modern. Kalau dibandingkan antara zaman sekarang dan zaman dahulu, dapat diibaratkan seperti bumi dan langit. Sangat memprihatin melihat bangsa kita saat ini, moral masyarakat sudah sangat jauh dari etika ketimuran bangsa kita. Budaya asli kita yang rapuh dan luntur ini menyebabkan kemelut atau persoalan bangsa kita semakin kompleks.
Mempertahankan budaya Indonesia adalah kewajiban bagi seluruh rakyat Indonesia. Jangan pernah biarkan globalisasi menggeser keberadaan budaya Indonesia sehingga melunturkan nilai-nilai dan norma-norma bangsa Indonesia. (*)