Opini  

Pengaruh Generasi Z Pada Sistem Sosial Budaya

Nawal El Akhfa.

Oleh: Nawal El Akhfa

Mahasiswi Komunikasi dan Pegiat PILAS

INDONESIA dikenal luas sebagai bangsa dengan realitas sosial-budaya yang begitu majemuk. hubungan sosial-budaya antar masyarakat Indonesia merupakan produk sejarah yang panjang, yang dari zaman ke zaman mengalami perkenalan dengan bangsa-bangsa, agama, dan kebudayaan dunia. sistem sosial budaya merupakan konsep untuk menelaah asumsi-asumsi dasar dalam kehidupan masyarakat. pemberian makna konsep sistem sosial budaya dianggap penting karena tidak hanya untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan sitem sosial budaya itu sendiri, tetapi memberikan eksplanasi melalui kenyataan di dalam kehidupan masyarakat.

Generasi Z atau biasa disingkat menjadi “Gen Z” adalah generasi peralihan dari generasi milenial dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. generasi Z adalah orang-orang yang dari kecil tumbuh dengan teknologi, internet, dan media sosial. Mereka bisa dikatakan sebagai orang yang sangat mahir dengan dunia teknologi sekarang yang makin canggih, mereka dapat melakukan semua hal dalam satu waktu dengan menggunakan teknologi yang sangat canggih di era sekarang ini seperti teleponan sambil memesan makanan hanya dengan menggunakan smartphone. menurut Pew Reseach definisi dari “generasi Z adalah orang yang lahir setelah 1997 hingga 2012 yang dibesarkan dengan adanya teknologi, internet, dan media sosial.”

Dari data Sensus Penduduk 2020 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik, “jumlah penduduk Indonesia 54% didominasi oleh usia muda, yaitu kalangan generasi Milenial 25,87% atau 69,38 juta jiwa dan generasi Z 27,94% atau 75,49 juta jiwa.” Generasi Z juga sering kali disebut dengan generasi influencer yang merupakan penduduk asli dan pertama dari era digital. Mahir dan lincah dalam teknologi internet membuat mereka selalu menyukai hal yang instan dan cenderung tidak mempunyai rasa menghormati terhadap proses, selalu ingin cepat selesai dan terburu-buru.

Perkembangan teknologi yang sangat pesat sehingga generasi Z memiliki karakteristik tersendiri, yaitu mereka sudah terbiasa dengan teknologi, lebih menyukai komunikasi di dunia maya, lebih cepat mempelajari hal baru, ambisius, dan mempunyai motivasi yang tinggi, serta selalu ingin di apresiasi. Karena generasi Z adalah generasi yang memanfaatkan internet dan teknologi untuk menjalani kehidupan. Mereka sangat gampang dan mudah mencari informasi dari berbagai jejaring media sosial dan memperaktekkan virtual dengan kehidupan nyata. Tidak heran lagi jika mereka disebut dengan tech-savvy dan begitu dekat dengan gadget, bahkan mereka dapat menghabiskan waktu seharian di depan layar gadget.

Karena sering menghabiskan waktu di depan gadget dapat menimbulkan hilangnya sistem sosial dan sistem budaya. Mereka lebih kecanduan terhadap gadget dan lebih memilih untuk menghabiskan waktu mereka sendiri tanpa adanya interaksi sosial. Padahal interaksi sosial dapat membangun hubungan yang baik di kalangan sekitanya, tetapi mereka lebih memilih berinteraksi lewat jeraring media sosial. Padahal dunia maya hanya sebatas genggaman gadget saja, dan interaksi sosial di kehidupan nyata sangatlah penting, karena dapat membawa dampak positif bagi kita. Misalnya jika kita sudah mempunyai kelompok atau organisasi, otomatis kita dapat lebih memperluas relasasi kita dan dapat mengasah skill dan kita juga bisa lebih menambah wawasan, juga dapat memudahkan hidup di dunia yang nyata ini.

Lantas bagaimana dengan keadaan sistem budaya yang ada di generasi Z saat ini? Era digital yang kuat dan sangat pesat membuat generasi Z harus bisa menyeimbangi antara budaya dan teknologi. Agar tidak terlupakan sejarahnya, sebagai generasi Z harus tetap menjaga dan melestarikan budaya agar tidak terkikis oleh zaman dan dapat diteruskan ke generasi selanjutnya. Namun generasi sekarang ini sudah banyak yang tidak tertarik mempelajari budayanya sendiri, dan malahan mereka justru lebih tertarik mempelajari budaya asing hingga mempraktekkannya, karena bagi mereka agar dapat dikatakan keren dengan cara mempelajari budaya asing dalam kehidupan mereka.

Dapat saya ambil beberapa contoh budaya yang sudah mulai tergerus oleh zaman yaitu dari permainan, kita lebih banyak melihat anak-anak zaman sekarang lebih tertarik dengan bermain permainan online yang ada di gadget mereka ketimbang permainan tradisional. Padahal permainan tradisional tidak hanya permainan saja, tetapi kita dapat mempelajari cara bagaimana sistem sosial terbentuk dalam sistem budaya. Kita dapat membangun kepercayaan antara satu individu dengan individu lainnya.

Ada juga dampak dari terlalu banyak bermain games online, kalau ditinjau dari segi kesehatan. Kita tidak dianjurkan memegang handphone lebih dari 2 jam, karena dapat menimbulkan risiko gangguan kerusakan pada saraf tepi/saraf penghubung organ tubuh dengan saraf pusat yaitu otak, ini dapat terjadi akibat terlalu banyak bermain smartphone. Namun sayangnya masih banyak yang menghiraukan hal tersebut.

Perkembangan teknologi informasi telah mengubah cara hidup dan berinteraksi, terutama bagi generasi Z. Selain permainan, bahkan budaya dalam berpakaian juga sudah hampir terkikis oleh pengaruh teknologi, ada sebagian orang yang menganggap pakaian daerah terlalu jadul, tidak keren, dan ada yang beranggapan kalau berpakaian seperti itu tidak akan ada yang mau berteman dengan kita. Sehingga banyak yang mulai berpakaian dengan tidak wajar dan  mengumbar aurat, agar dapat dipuji keren dan mendapatkan banyak apresiasi.

Pengaruh generasi Z terhadap budaya juga dapat dilihat dari cara berkomunikasi. hilangnya interaksi sosial di dunia nyata, membuat mereka cenderung lebih memilih komunikasi melalui aplikasi online, ini dapat mengakibatkan pergeseran norma-norma sosial. Budaya online dan pengaruh generasi Z membawa perubahan yang sangat signifikan dalam kehidupan sistem sosial dan sistem budaya. Sangat disayangkan jika dalam satu daerah yang lebih dominan usia muda, tetapi mereka sudah acuh tak acuh dengan sistem sosial budaya mereka.

Ketertarikan generasi Z akan budaya asing memang dapat menambah wawasan mereka, namun bagaimana kalau ketertarikan mereka akan budaya-budaya Indonesia kurang diminati, justru akan berdampak sangat bahaya bagi Indonesia karena punahnya budaya yang ada di Indonesia dapat menghilangkan ciri khas Indonesia sendiri. Maka dari itu di era globalisasi saat ini, pentingnya pemanfaatan akan teknologi. Bukan hanya sekadar berselancar di media sosial dan bermain game saja.

Generasi Z  mempunyai peran penting untuk tetap menjaga dan menyeimbanginya, tentunya dengan berbagai cara yang ada di media online, karena dari anak muda hingga orang tua sekarang lebih banyak yang memakai smartphone. Kita dapat membagikan brosur, pamflet, atau video mengenai suatu kebudayaan, karena dengan cara ini generasi Z dapat dengan mudah menarik perhatian masyarakat luas.

Karena di zaman sekarang sudah banyak aplikasi online yang beredar, kita dapat mudah membagikan pengetahuan melalui aplikasi tersebut, dan juga sudah banyak cara untuk kita agar dapat mengetahui budaya apa saja yang ada di Indonesia. Dengan begitu kebudayaan yang ada di Indonesia akan tetap terjaga dan dapat diketahui oleh semua orang. (*)