SANANA, NUANSA – Puluhan warga Desa Pelita Jaya, Kecamatan Mangoli Timur, Kabupaten Kepulauan Sula, menolak kehadiran Penjabat (Pj) Kepala Desa Nurdin Umaternate, yang ditugaskan untuk mengganti Kepala Desa Pelita Jaya definitif Irwan Tuara.
Amatan Nuansa Media Grup (NMG), sejumlah warga tampak mengusir penjabat kades dan rombongan yang baru sandar dengan perahu fiber di tepi pantai Desa Pelita Jaya.

“Kami menolak keras atas pemberhentian kepala desa terpilih dan mengangkat penjabat kades, karena kades definitif ini dipilih langsung oleh rakyatnya sendiri,” ujar salah satu warga, Adrian Galela, Minggu (18/6).
Menurutnya, pergantian kades harus sesuai peraturan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 66 Tahun 2017 tentang perangkat dan pemberhentian kepala desa.
Di sisi lain, ia berujar, pemberhentian kades diduga ada keterlibatan oknum kader PDIP beinisial JU lantaran melakukan sertijab secara diam-diam di kantor camat yang diwakili oleh Ketua BPD Pelita Jaya, Marjan Galela. Sementara kades definitif diberhentikan oleh Kepala Bagian Setda Sula, Suwandi Gani.
“Seharusnya sertijab dilakukan di desa, biar disaksikan oleh seluruh masyarakat. Tetapi ini tidak, dilakukan secara diam-diam di kantor camat karena ada oknum kader PDIP insial JU yang saat ini maju sebagai caleg DPRD dapil IV, yang kemudian menekan camat untuk segera memanggil Ketua BPD Pelita Jaya ke kantor camat untuk melakukan sertijab kades itu,” katanya.
“Kami menduga keras, Ketua BPD Desa Pelita Jaya bagian dari kelompok mafia yang bertekad untuk menghangcurkan Desa Pelita Jaya, serta melakukan kongsi politik dengan kandidat di tahun 2024,” sambungnya mengakhiri. (ish/tan)