TERNATE, NUANSA – Dinas Pendidikan Kota Ternate menggelontorkan dana senilai Rp7 miliar sekian untuk merehabilitasi bangunan sekolah baik negeri maupun swasta di tingkat PAUD, SD hingga SMP. Jumlah tersebut bersumber dari dana alokasi khusus (DAK).
Kepala Disdik Kota Ternate, Muslim Gani, mengatakan setiap merehabilitasi sarana dan prasarana sekolah, kepala sekolah dan operator harus menginput data ke dapodik, baik bangunan rusak sedang, ringan maupun berat.
“Karena dinas pendidikan hanya memverifikasi data setelah penginputan dari pihak sekolah. Mengapa banyak sekolah yang rusak dan tidak ada bantuan DAK dari kementerian pendidikan, karena pihak sekolah tidak menginput data sarana dan prasarana di dapodik,” ujar Muslim, Kamis (22/6).
Namun, sebagian sekolah sudah menginput data ke dapodik, sehingga terdapat sekitar 20 sekolah yang mendapatkan bantuan DAK untuk merehabilitasi ruang kelas, jamban dan laboratorium untuk tahun 2023.
“Kalau sarana dan prasarana baik ruang belajar, perpustakaan, ruang kepala sekolah, yang rusak lalu diinput ke dapodik, saya pastikan pihak sekolah dapat bantuan DAK,” katanya.
“Besok saya undang kepala sekolah agar tahun berikutnya di 2024 mendapatkan DAK. Kami berharap agar pihak sekolah menginput data sarana dan prasarana ke dapodik,” sambungnya.
Muslim berkata, saat menginput bangunan yang rusak untuk direhab, langsung sistem yang menentukan. Meski begitu, harus ada surat dari Dinas PUPR Kota Ternate tentang tingkat kerusakan sekolah. Sebab yang menilai sekolah rusak atau tidak adalah PUPR.
“Sekolah hanya input, tapi penilaian bangunan rusak sedang dan berat adalah pihak PUPR. Setelah itu, sekolah berhak mendapat bantuan DAK dari kementerian pendidikan,” jelasnya.
Sembari menambahkan, untuk bantuan melalui dana alokasi umum (DAU) masih terbatas. Karena itu, tidak semua sekolah bisa dijangkau, sehingga dilakukan secara bertahap. (udi/tan)