Oleh: Nursalima Yoisangaji
Mahasiswi Hukum Keluarga Islam IAIN Ternate
GENERASI muda sebagai nahkoda yang dapat menentukan setiap arah kapal berlayar hingga dimana sebuah kapal itu harus berlabuh. Sebagai generasi yang menjadi akar dari perkembanggan dan kemajuan suatu bangsa, maka eksistensi menjadi buah yang dapat dirindukan bagi orang banyak.
Generasi muda juga sebagai pedoman sosial dengan jiwa yang kuat sebagai agent of change (agen perubahan) dan agent of social control (agen pengawasan sosial) yakni memiliki militansi dalam perjuangan yang tinggi, karena setiap perjuangannya dilihat sebagai gerakan moral yang memperjuangkan idealisme dan pada intinya apa yang dibuat adalah semata–mata berlandaskan pada gerakan kemanusiaan.
Sehingga dari itulah gerak dan motif generasi muda dipandang sebagai barometer yang dapat dijangkau sebagai kehidupan bermasyarakat dalam menempuh berbagai tantangan yang dihadapi. Generasi muda dijuluki sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki semangat dan jiwa yang segar dibandingkan dengan masyarakat yang telah berumuran, sehingga bangsa dan Negara ini memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada generasi muda untuk dapat membangun peradaban sosial yang berkelanjutan.
Setelah meninjau dalam ruang lingkup sosial, pada akhirnya generasi muda dijadikan cerminan masa depan suatu bangsa terutama dalam dedikasinya baik secara materil dan formil akan memberi dampak pada lingkungan sekitar, sehingga kehati-hatian dalam melangkah harus berlandaskan kepada sesuatu yang memiliki nilai positif, perspektif yang dapat menggambarkan eksistensi generasi muda sebagaimana yang telah dijabarkan di atas kini telah pudar bahkan separuh kelompok sosial yang dijadikan sumber mata air bagi bangsa dan Negara telah kehilangan makna.
Kita tau bersama bahwa setiap generasi yang cerdas dan unggul dia adalah bibit tulen untuk masa depan suatu bangsa dan Negara, namun semuanya memudar. Generasi muda saat ini sudah bukan sebagai peta yang dijadikan petunjuk untuk memudahkan setiap orang untuk bepergian pada suatu tempat dan secara de facto generasi muda sendiri seperti telah kehilangan kompasnya. Dengan tamparan globalisasi generasi muda, mudah cenderung terhadap hal-hal yang praktis dan rasis terhadap diri sendiri.
Kaum lansia menjadikan generasi muda baik laki-laki maupun perempuan sebagai moto damai dalam kehidupan mereka. Hal ini yang menjadikan tugas bersama bagi generasi muda untuk memancarkan kepeduliannya terhadap para lansia dengan cara menghormati, karena penghormatan dan penghargaan bagi para lansia adalah wujud dari nilai seorang generasi yang berakhlak dan bermoral. Pada zaman modern ini dengan berbagai aliran atau teori yang dikonsumsi oleh generasi muda, perlu kiranya nilai-nilai luhur dari para petuah-petuah hendak dijadikan sebagai panutan atau bekal yang abadi.
Sehingga komitmen lansia untuk terus bersama-sama dengan para generasi sebagai elemen yang pekat dan beku terhadap bentuk kemajemukan atau kolaborasi sosial, akan dapat memberi sinar bagai kemaslahatan jamaah, saling menopang antara generasi muda dan kaum lansia agar dapat mewujudkan satu nilai yang riil. Karena dewasa ini banyak terjadi perbedaan tatanan kehidupan masyarakat dan keluarga akibat dari pengaruhnya budaya-budaya barat atau dari luar yang tidak tersaring dengan baik, sehingga tidak dapat dinafikan bahwa budaya tersebut dapat menghilangkan nilai-nilai adat istiadat setempat.
Dampaknya adalah bahwa yang telah dirasakan generasi muda saat ini sudah kurangnya kepedulian terhadap lansia, pada hakikatnya hal ini tidak menjadi beban yang berat apabila di antara generasi muda memiliki kesadaran, kepedulian dan kecintaannya terhadap lansia yang tulus sebagai bagian dari masa depan generasi maka lansia harus benar-benar tumbuh di dalam masyarakat. Sebagai generasi muda, perkembangan lansia adalah eksistensi yang erat bagi generasi muda, maka dari itu lansia yang berarti ibu, bapak yang telah lanjut usia pun berhak berada dalam satu komunitas generasi muda agar dapat menjadi pengarah saling menopangg satu dengan yang lain demi kemajuan suatu daerah atau bangsa tersebut.
Mempercayai dan mau bersamai dengan lansia adalah satu bentuk rasa hormat terhadap setiap orang yang sudah tua, sebab warna dari kemajuan zaman yang sampai saat ini dinikmati oleh generasi muda adalah sebaik-baiknya menjadikan lansia sebagai pemecah masalah dengan pengetahuan para sesepuh yang murni. Oleh karena itu, mari sama-sama belajar, generasi muda mempertahankan nilai-nilai budaya dan para lansia terus menggali pengetahuan yang berkembang agar dapat terciptanya keseimbangan kehidupan yang kokoh. (*)