Dispora Maluku Utara Angkat Bicara soal Capaska yang Gagal ke Istana

Ilustrasi paskibraka. (Istimewa)

TERNATE, NUANSA – Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Maluku Utara angkat bicara, terkait satu calon pasukan pengibar bendera pusaka (Capaska) perwakilan Maluku Utara yang gagal ke Istana Negara.

Dispora kelihatannya tak mau ambil pusing dianulirnya capaska atas nama Nanda Maulidya, siswi asal SMA Negeri 8 Kota Ternate itu.

Bayangkan saja, hingga saat ini Dispora Malut kelihatannya tak bisa berbuat banyak setelah mendapat surat pembatalan dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Padahal, berdasarkan hasil tes pemeriksaan Medical Check Up (MCU), Nanda dinyatakan memenuhi standar capaska pusat. Itu artinya layak untuk mengikuti diklat paskibraka nasional. Namun, alasan Nanda digugurkan lantaran terkendala masalah kesehatan mata.

Kepala Bidang Pelayanan Pemuda pada Dispora Malut, Samsuddin Marsaoly saat dikonfirmasi Nuansa Media Grup (NMG) mengatakan, pemeriksaan kesehatan peserta seleksi yang dilakukan pada Juni lalu hanya pada bagian jantung dan darah, karena rangkaian kegiatan hanya tiga hari.

Pihaknya pun hanya melaksanakan seleksi dan menetapkan peserta yang lulus sesuai perangkingan. Kemudian, setelah tahapan itu diwajibkan MCU di Rumah Sakit Umum yang diikuti dua peserta, yakni Nanda Maulidya dan peserta asal SMAS Kristen Dian Halmahera Barat, Deril Tonga, berdasarkan SK yang dikirim ke BPIP.

“Kenapa dia harus berubah, karena hasil yang diperiksa dokter RSUD CB Ternate kita kirim ke Jakarta (BPIP). Di sana ada dokter khusus yang membidangi paskibraka nasional mendiskusikan hasil MCU mereka, dan ternyata Nanda ada temuan bermasalah di mata,” katanya, Sabtu (15/7).

Kemudian masalah tersebut, lanjut dia, langsung diberitahukan oleh Sances yang merupakan tim monitoring Malut dari BPIP pusat dan meminta kepada Dispora cek up MCU bagi peserta cadangan untuk putri dan dikirimkan. Sebab jika tidak, maka Malut dipastikan diwakilkan hanya satu putra.

“Maka dengan itu, kami langsung mengambil langkah MCU kepada Muhtafia Asmar Badarap dari SMA Negeri 1 Kabupaten Halmahera Utara pada Senin kemarin menggantikan Nanda, dan ini dibiayai langsung BPIP karena kita hanya menganggarkan dua peserta itu,” jelasnya.

Setelah hasil tes MCU Muhtafia dikirim pada Rabu (12/7)), kemudian pada Kamis dibahas bersama Deputi BPIP dan hasil putusannya cadangan tersebut masuk atau layak mengikuti diklat paskibraka.

“Karena hasil pemeriksaan MCU, cadangan tidak bermasalah. Sementara Nanda ada kendalanya di mata. Sehingga itu saya meminta harus ada surat resmi, akhirnya malam Jumat dikirim dua surat, yakni pemanggilan sekaligus pembatalan Nanda. Jadi pembatalan ini bukan dari kita, tapi pusat langsung,” timpalnya.

Menurutnya, data hasil MCU Nanda yang dikirim ini sesuai pemeriksaan yang dilakukan dokter RSUD CB. Meski begitu, BPIP hanya melayangkan surat pembatalan Nanda tanpa menjelaskan secara detail.

“Kita punya kewajiban sudah kirim data MCU dan Dispora tidak campur tangan soal ini karena bukan lagi wilayah kami. Mereka tidak jelaskan, hanya saja di surat terdapat minus mata yang ditemukan sesuai pemeriksaan, maka secara otomatis tidak sesuai dengan juknis dan dinyatakan gugur,” ujarnya.

Sementara Kadispora Malut, Ali Umar, menambahkan masalah Nanda tidak ada intervensi, karena penentuan langsung berasal dari pusat. Bahkan ia merasa kaget setelah disampaikan bahwa ada salah satu peserta paskibraka nasional yang dianulir lantaran terganggu dengan masalah kesehatan mata.

“Saya selaku Kadispora yang baru tidak bisa apa-apa karena ditentukan BPIP pusat. Sebelumnya sudah melakukan lobi-lobi ke pusat, tetapi tetap saja tidak bisa. Karena ini sudah terjadi. Kami dari Dispora provinsi meminta maaf, terutama kepada pihak keluarga Nanda, sekolah dan Pemerintah Kota Ternate bahwa kami melaksanakan sesuai aturan yang sudah ditetapkan oleh pusat,” pungkasnya. (ano/tan)