JAILOLO, NUANSA – Direktorat Jenderal Air Minum dan Sanitasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan kunjungan koordinasi ke Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat dalam rangka membahas proyek air minum yang berada di Kecamatan Ibu.
Kedatangan rombongan Kementerian PUPR disambut hangat Wakil Bupati Halbar, Djufri Muhamad di ruang kerjanya, Rabu (26/7). Selain di Kecamatan Ibu, Djufri berharap proyek air minum juga bisa tersentuh hingga ke Kecamatan Loloda dan Loloda Tengah.
“Kehadiran tamu ini dari Kementerian PUPR yaitu dari Direktorat Jenderal Air Minum dan Sanitasi sebanyak lima orang, ditambah Kepala Balai dan staf lima orang dalam rangka berkunjung ke proyek air minum di Kecamatan Ibu,” kata dia.
Dalam kesempatan itu, Djufri menyampaikan ada keinginan agar Kementerian PUPR khususnya Direktorat Air Minum menganggarkan kegiatan serupa untuk Kecamatan Loloda dan Loloda Tengah pada tahun depan.
Menurutnya, pihaknya masih punya pekerjaan rumah untuk jaringan yang sama di Ibu Utara maupun di Ibu Selatan, karena proyek saat ini fokusnya ke Ibu Tengah.
“Dari Direktorat Air Minum menyampaikan bahwa pemerintah daerah segera menyiapkan tiga dokumen penting, sehingga dalam kurun waktu dua bulan itu segera dimasukkan,” ujarnya.
“Saya sudah instruksi ke Direktur PDAM dan dari Cipta Karya untuk segera melengkapi dokumen itu, termasuk izin jalan, izin lingkungan, dan izin yang lain, juga termasuk sumber air dalam waktu dua bulan harus disiapkan memperkuat usulan untuk Loloda,” tambahnya.
Ketua DPD NasDem Halbar ini mengaku, untuk Ibu Utara dan Ibu Selatan sudah ada dan tinggal dianggarkan, sementara dari Kementerian PUPR pun merespons dengan baik dan meminta Pemkab Halbar selain menyiapkan dokumen, juga harus ada komitmen dana sharing untuk kegiatan tersebut.
“Misalnya mereka memasang jaringan dan segala rupa, kemudian menuju ke rumah-rumah. Pemerintah daerah juga menyiapkan itu dan kita siap, karena tahun ini juga ada sharing anggaran untuk PDAM Jailolo, karena kerinduan masyarakat di wilayah Ibu dan Loloda untuk menikmati air minum itu sampai saat ini belum tercapai,” tuturnya.
“Wilayah Ibu dan Loloda istilahnya masih manual. Ada yang hanya berharap dari air hujan dan sumber air sumur. Untuk itu, dengan masuknya program tersebut, bagus karena dibiayai langsung dari Bank Dunia, sehingga berbagai macam komite-komite harus dipenuhi,” sambungnya.
Sedangkan, Ibu untuk tiga kecamatan, jaringannya kurang lebih 38 kilometer. Tetapi untuk sekarang dibangun untuk Kecamatan Ibu, setelah itu Ibu Utara.
“Sementara yang Loloda masih dalam tahap eksplorasi untuk menentukan sumber airnya, kemudian survei pelanggannya, dan itu dilakukan termasuk izin-izin dan permintaan mereka dalam waktu dua bulan harus tuntas,” tandasnya. (adi/tan)