Daerah  

Pemkot Ternate Dorong Pantai Tobololo Jadi Geopark Nasional

Wali Kota Ternate bersama warga melepaskan anak penyu ke laut pantai Tobololo. (Udi/NMG)

TERNATE, NUANSA – Pemerintah Kota Ternate, berkomitmen mendorong wisata Pantai Tobololo menjadi Geopark Nasional. Karena itu, melalui kegiatan fokus ramu ide bersama (Foris) ini, Pemkot bakal melestarikan Pantai Tobololo sebagai tempat penyu bertelur.

Wali kota Ternate, M Tauhid Soleman, mengatakan Foris ini menjadi bagian dari kegiatan Pemkot Ternate untuk bisa mendekati masyarakat.

Wali Kota Ternate dan sejumlah OPD berdiskusi dengan masyarakat Tobololo. (Udi/NMG)

“Ini salah satu instrumen atau upaya kita untuk bisa bertatap muka langsung dengan warga, yakni bahasa Ternate tego se rasa maku gasa yang sudah dilakukan sejak tahun 2022,” ujarnya, Kamis (27/7).

Menurutnya, Pemkot menginginkan agar tempat ini menjadi tempat yang disukai masyarakat dan tempat penataran bagi penyu. Artinya ini merupakan modal masyarakat Tobololo untuk menjadi pusat destinasi wisata.

“Jadi tidak hanya berharap orang datang saja, namun salah satu tempat di Kota Ternate ini merupakan tempat penangkaran anak penyu,” katanya.

Selain itu, pantai ini ada kelebihan. Namun harus ada kerja sama masyarakat dan pemerintah dalam menjaga kawasan ini, sehingga tempat ini menghasilkan penyu yang bertelur di sini.

“Ini memberikan dampak secara positif, utamanya dampak ekonomi yang ada di Tobololo. Saya berharap pemerintah berupaya agar salah satu destinasi yang ada ini harus betul-betul diminati oleh wisata lokal maupun mancanegara,” harapnya.

“Ternyata hitungan saya, orang Ternate suka berwisata di waktu libur. Jadi kita ingin menata pesisir Pantai Tobololo, supaya lokasi ini menjadi menarik perhatian wisatawan,” sambungnya.

Sementara Kepala Bappelitbangda Kota Ternate, Rizal Marsaoly, menambahkan  ini merupakan agenda perencanaan Foris untuk berdiskusi bersama dan mencari solusi agar menyelesaikan pembangunan Ternate.

“Instrumen ini salah satunya Bappelitbangda menjaring aspirasi. Aspirasi bukan hanya di momen musrenbang, tapi kapan saja yang harus didengar walaupun APBD itu satu tahun sekali,” tuturnya.

Ia mengklaim, tak ada perencanaan tiba saat tiba akal. Informasi tersebut dapat dikaji untuk menghasilkan suatu rumusan kebijakan terpadu dan tepat sasaran.

“Foris ini mendorong geopark, yakni bercerita tentang keragaman geologi, biorvesity dan culture. Ini keterkaitan dengan flora dan fauna dalam keragaman penyu yang endemik di Kota Ternate. Metode ini ketika pantai ini sudah jadi geopark, maka dapat mempertahankan Tobololo sebagai wisata tempat penyu,” terangnya.

Karena itu, ketika tim dari Kemenparekraf datang verifikasi, aksi-aksi ini nyata, bukan main-main dalam bentuk konsep. Tentunya ini menjadi binaan pemerintah kota melalui Bappelitbangda untuk terus mendorong OPD terkait agar sama-sama melestarikan penyu yang sudah ada dalam perencanaan geopark tersebut.

Lebih lanjut, Rizal berkata, pihaknya mencoba meramu sebagai nilai untuk mencapai predikat Geopark Nasional, sehingga aksi itu melibatkan Wali Kota sebagai bentuk kampanye. Karena itu, pengunjung yang datang berlibur diharapkan tidak menggangu penyu saat bertelur agar kelestarian tetap terjaga secara alamiah.

“Namun kelompok tersebut belum ada dan segera dibentuk, sehingga penyu bertelur pun sudah ada yang terjaga dan terawat. Di beberapa kelurahan juga ada penyu seperti di Kastela, tapi kami hanya perencanaan saja, nanti Dinas Perikanan dan Kelautan, camat dan lurah terus memberikan edukasi agar ada penyelamatan penyu di Kota Ternate,” pungkas Rizal. (udi/tan)