Daerah  

Perumda Ake Gaale Ternate Gencar Sosialisasi Tarif Air dan Penambahan Blok Konsumsi

Perumda Ake Gaale saat menggelar sosialisasi di Kecamatan Ternate Tengah. (Udi/NMG)

TERNATE, NUANSA – Perumda Ake Gaale Kota Ternate gencar melakukan sosialisasi terkait penambahan blok konsumsi dan penyesuaian tarif air untuk pelanggan, di Kecamatan Ternate Tengah, Jumat (4/8).

Sosialisasi ini dilakukan bagi pelanggan di Kota Ternate yang menggunakan air di atas 40 hingga 50 kubik dalam sehari, dan akan dikenakan penyesuaian tarif Rp8 ribu sampai Rp10 ribu perhari.

Plt Dirut Perumda Ake Gaale Kota Ternate, Muhammad Syafei, mengatakan pelayanan dasar air minum Kota Ternate masih menjadi pekerjaan rumah, sehingga titik-titik kawasan itu masih mengeluh pelayanan air yang belum begitu baik dan bergilir.

“Kalau saya telusuri permasalahannya, produksi air kita tidak ada penambahan bak, kemudian pelanggan mulai bertambah setiap tahun,” ujarnya.

Menurutnya, jaringan perpipaan baik jaringan transmisi maupun jaringan distribusi sudah lama, sehingga terjadi kebocoran, dan pompa sering mati sehingga secara teknis dibutuhkan pengembangan. Untuk itu, berdasarkan dokumen Rispam (rencana induk sistem penyediaan air minum) masih disusun oleh pihak Dinas PUPR Kota Ternate.

“Sosialisasi ini intinya adalah bagaimana menyampaikan kepada masyarakat terkait rencana kebijakan PAM untuk penambahan blok pelanggan baru yang menggunakan air yang sudah berlebihan, terutama di atas 40 kubik perhari,” katanya.

“Yang menggunakan kebanyakan itu kita kasih harga lebih tinggi, supaya menghemat agar yang lain yang tidak dapat giliran bisa dapat pembagian pemerataan,” sambungnya.

Selain itu, ia mengaku, ini bisa dilakukan jangka pendek. Jika ada permanen mesti ada investasi. Kemudian, untuk peningkatan produksi butuh peremajaan pipa-pipa yang bocor sehingga tidak banyak kehilangan air.

“Misalnya Kelurahan Tabona dan Tubo menyampaikan permintaan sudah lama, tapi belum bisa sambung karena takutnya disambung air macet lagi. Untuk itu, kami akan konsultasi dengan DPRD. Kalau sudah disetujui dan merekomendasikan ke KPM, maka akan dibuat Peraturan Wali Kota (Perwali) tentang penambahan blok konsumsi baru dan penyesuaian tarif,” jelasnya.

Pihaknya berharap, ini bisa menjadi penghematan karena 80 persen pelanggan menikmati pelayanan air bersih, sementara 16 persennya belum. Sehingga itu, pihaknya berupaya menangani kebocoran itu.

“Ini yang ditargetkan supaya ada penambahan pendapatan. Kalau penyesuaian tarif sudah berjalan, kita hitung-hitung bisa mencapai Rp400 juta satu bulan yang masuk di perusahaan,” terangnya.

Selain itu, investasi bukan hanya penyertaan modal, tetapi bisa saja kerja sama dengan pihak lain. Namun mekanismenya harus konsultasi dengan Wali Kota Ternate, M Tauhid Soleman. Karena keinginan wali kota lebih baik ke Bank Daerah agar berputar lebih baik.

“Kalau saya, pelayanan sampai 1×24 jam harus butuh investasi yang besar. Secara keahlian harus dihitung dulu dan melibatkan keahlian supaya menempatkan untuk meningkatkan kinerja dalam kondisi yang diharapkan,” tutupnya. (udi/tan)