Oleh: Raihun Anhar, S.Pd
Pemerhati Umat
DILANSIR dari CNN Indonesia tanggal 8 Agustus 2023 bahwa telah dilaporkan kasus pelecehan yang dialami oleh salah seorang finalis Miss Universe asal Indonesia yang berinisial N. Hal itu dia dapati setelah selesai pemotretan tanpa busana. Dari peristiwa yang dialami N menunjukkan bahwa ajang perlombaan kecantikan dan kecerdasan tersebut adalah mengeksploitasi wanita. Mengapa begitu?
Alasan pertama, foto tanpa busana. Hal ini tentu sudah merupakan penghinaan dan pelecehan untuk wanita. Tapi herannya mereka para peserta mau melakukannya. Kemungkinan hal ini sudah ada sejak lama, hanya saja belum tercuat ke khalayak umum.
Kedua, dilecehkan saat telanjang. Jika kita melihat hal ini tentu wajarlah kalau wanita yang telanjang dilecehkan. Lah wong yang berpakaian saja dilecehkan.
Ketiga, pesertanya semua perempuan dan pakaian mereka pun tidak tertutup secara keseluruhan. Kita tahu bersama bahwa wanita itu memiliki daya tarik yang luar biasa. Ditambah lagi semua yang terlibat di ajang tersebut tidak hanya wanita. Yang kemungkinan pelecehan itu bisa terjadi pada peserta walau tidak semuanya. Siapa laki-laki yang tidak tergoda jika wanita cantik tanpa busana ada di depannya. Dengan begitu, maka wajar jika dilecehkan terjadi dalam ajang tersebut.
Beginilah gambaran kehidupan wanita jika tidak diatur dengan aturan Sang Pencipta. Ia akan berbuat sesukanya tanpa melihat lagi apakah dibolehkan atau tidak oleh Sang Penciptanya. Walhasil, mereka rela difoto tanpa busana yang jelas-jelas hal itu telah merendahkan diri mereka sendiri. Sendiri merendahkan dan melecehkan diri kemudian yang lain ikut melecehkan. Kasihan dan amat sangat rugi wanita tersebut. Tapi herannya masih ada wanita yang ikut ajang tersebut karena ada keuntungan besar dibalik ajang tersebut.
Buat apa mengikuti perlombaan tersebut? Mau menunjukkan ke dunia kalau kamu cantik? Atau mau merendahkan dan melecehkan perempuan? Di sinilah gambaran kehidupan sekuler kapitalis menganggap wanita harus diekspos keindahannya ke banyak orang melalui ajang Miss Universe dan konteks kecantikan lainnya.
Setiap perempuan tentu tidak menginginkan dilecehkan, namun kadang ia membiarkan dirinya dilecehkan. Salah satunya dengan ikut ajang kecantikan. Mungkin para wanita pengen show up dan speak up melalui ajang tersebut, namun ternyata pelecehan yang dapatkan. Sungguh amat sangatlah merugi. Jika ingin menyuarakan persoalan perempuan yang begitu kompleks, tidak perlu ikut ajang yang mengeksploitasi diri sendiri.
Oleh sebab itu, maka semestinya sebagai perempuan perlu memperhatikan hal-hal yang dapat menimbulkan pelecehan. Berusaha untuk menjauhinya dan salah satu caranya adalah dengan tidak mengikuti ajang kecantikan. Tidak perlu menampakkan kecantikan hanya untuk mengejar keuntungan materi. Sejatinya, ajang kecantikan adalah merendahkan perempuan.
Banyak hal sebenarnya yang membuat pelecehan itu terjadi tidak hanya ajang kecantikan. Namun, tidak menutup aurat secara sempurna di ranah publik juga bisa membawa pada pelecehan. Maka sebagai wanita muslim, haruslah menutup aurat secara sempurna. Menggunakan pakaian yang tertutup sehingga keindahan tubuhnya tidak kelihatan dan bisa menjaganya. Dengan begitu akan lebih menjaga perempuan dari pelecehan.
Ingatlah firman Allah:
Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan wanita-wanita mukmin : “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab [33] : 59).
Setelah menutup aurat secara sempurna, maka perlu juga menundukkan pandangan baik laki-laki maupun perempuan. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui atas apa yang mereka perbuat”. (QS. An Nur [24] : 30).
Selanjutnya juga Allah berfirman:
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. (QS An Nur [24]:31).
Dari ayat di atas ini, sudah sangat jelas bahwa wanita harus menutup aurat yang menjadi kewajiban bagi setiap muslimah. Selain menutup aurat, perempuan juga membutuhkan negara yang melindungi kehormatan mereka. Negara yang tidak membiarkan wanita dieksploitasi dan dilecehkan. Sehingga tidak ada lagi ajang kecantikan seperti dalam kehidupan kita sekarang. Negara terbuat juga bukanlah negara demokrasi yang membebaskan manusia untuk bertindak, akan tetapi negara yang mengatur manusia dengan aturan Sang Pencipta manusia itu sendiri.
Dengan negara yang menerapkan aturan Allah, maka akan terwujudkan keadilan kepada seluruh warga negara termasuk wanita. Negara tersebut bukanlah demokrasi melainkan khilafah. Dimana negara akan menerapkan segala aturan dan memuliakan perempuan, karena Islam memposisikan perempuan sebagai ratu yang mesti dijaga dengan baik. Terbukti oleh sejarah peradaban Islam yang diukir kekhilafahan bahwa wanita bisa berkarya dan jauh dari pelecehan. Maka dari itu, saatnya wujudkan negara tersebut agar wanita mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi. Wallahualam bishawab. (*)