Daerah  

Tahun Depan, Geo Dipa Energi Bakal Eksplorasi Panas Bumi di Jailolo

Suasana sosialisasi eksplorasi panas bumi di Jailolo. (Haryadi/NMG)

JAILOLO, NUANSA – PT Geo Dipa Energi (Persero) menggelar sosialisasi penerapan standar pembangunan internasional dan peran tim percepatan investasi daerah serta masyarakat pada proyek panas bumi di Jailolo, Rabu (13/9) bertempat di aula Baikole Kantor Bupati Halmahera Barat.

PT Geo Dipa Energi adalah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang eksplorasi dan eksploitasi panas bumi dengan menghasilkan energi tenaga listrik terbarukan. Saat ini, PT Geo Dipa Energi merencanakan pengelolaan panas bumi di Desa Idamdehe Gamsungi, Kecamatan Jailolo, yang bakal memulai eksplorasi pada 2024 mendatang.

Kegiatan sosialisasi ini dibuka langsung oleh Wakil Bupati Halbar, Djufri Muhamad, serta dihadiri oleh para pimpinan SKPD di lingkup Pemkab Halbar beserta jajaran dan perwakilan dari forum masyarakat Desa Idamdehe Gamsungi.

Anggota Tim Sosial Lingkungan PT Geo Dipa Energi, Fandy Agita, mengatakan pihaknya melakukan sosialisasi dalam kerangka standar dari Bank Dunia yang akan diterapkan pada proyek panas bumi Jailolo, terutama kerangka perlindungan lingkungan dan sosial.

“Jadi sebagai persyaratan, proyek ini yang bakal berjalan. Sebelum berjalan, proyek panas bumi ini memang ada persyaratan mulai dari Pemerintah Indonesia dan juga Bank Dunia selaku pendana dari proyek panas bumi Jailolo,” kata Fandy.

“Sosialisasi ini sebagai bentuk memberikan informasi bagaimana peran terhadap pemerintah daerah terhadap masyarakat dan juga mungkin beberapa lapisan masyarakat terhadap persyaratan dari kerangka lingkungan sosial. Sosialisasi ini juga memang kita butuhkan dalam artian cuma membahas tentang dukungan masyarakat dan pemerintah daerah seperti apa, ini adalah salah satu wadahnya,” sambungnya.

Selain itu, sosialisasi ini pun membahas peran sebagai masyarakat daerah dan masyarakat terdampak yang tidak hanya mengarah pada masyarakat desa, tetapi juga ada masyarakat adat maupun lingkungan sosial.

“Jadi tidak ada yang menolak proyek panas bumi, kita juga menginformasikan bahwa bagaimana perbedaannya antara panas bumi dan gas bumi maupun tambang dan lainnya. Memang proyek kami beda dari yang lain,” jelasnya.

Ia pun menambahkan, tahapan pertama yaitu eksplorasi dan berikutnya adalah eksploitasi serta pemanfaatan. Untuk memulai eksplorasi, kata dia, tergantung dengan masyarakat sekitar dalam hal ini Desa Idamdehe Gamsungi.

“Kita juga sudah ditugaskan untuk pembentukan forum masyarakat, ketika mereka sudah 100 persen positif mendukung dan nanti mungkin kerangka sosial dan lingkungan yang lain itu bisa dibentuk dan disampaikan,” ucapnya.

Proyek panas bumi tersebut, lanjut Fandy, diperkirakan tahun ini belum bisa lakukan, sehingga akan dimulai pada 2024 mendatang. Hal itu pun tergantung masyarakat Jailolo. Jika semuanya positif mendukung, maka tentu akan lebih cepat.

“Bahkan ditargetkan eksplorasi nanti tidak menyentuh pemukiman warga. Pada kajian kami menghindari sampai pada situs adat, misalnya atau pun seperti sumber mata air, maka kami hindari hal itu. Jadi lokasinya belum bisa dipastikan, kami masih butuh kajian,” tukasnya.

Sementara Wakil Bupati Djufri Muhamad kepada wartawan menambahkan, dari PT Geo Dipa Energi punya standar, sehingga setiap kegiatan eksplorasi dan eksploitasi ada tahapan dan mekanisme yang harus dilalui. Salah satunya adalah tahap sosialisasi.

“Saya juga sampaikan masyarakat dan Pemkab Halbar agar secepatnya mendukung PT Geo Dipa melaksanakan aktivitas di Jailolo, karena ada peningkatan pada pajak daerah, begitu juga serapan tenaga kerja lokal yang banyak,” imbuhnya.

Djufri mengaku, titik pengeboran panas bumi berada di Desa Idamdehe Gamsungi. Karena itu, politikus NasDem itu berkata dampak lingkungan dari aktivitas panas bumi ini tidak begitu signifikan, sehingga tidak seperti perusahaan tambang atau pun proyek Eko City di Rempang Batam. (adi/tan)