Kasus DBD di Morotai Timur Alami Penurunan

Ilustrasi petugas saat melakukan proses fogging sebagai upaya pencegahan penyakit DBD. (Istimewa)

DARUBA, NUANSA – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Morotai Timur, Kabupaten Pulau Morotai, hingga September 2023 mengalami penurunan.

Berdasarkan data kasus DBD yang terkonfirmasi sejak Juni 2023 hanya 1 kasus di Desa Sangowo Timur. Sedangkan Juli, terdapat 4 kasus, yakni 2 di Desa Sangowo Induk, dan 2 lainnya di Desa Sangowo Timur.

Kemudian Agustus, terjadi peningkatan sebanyak 21 kasus, yakni di Desa Sangowo Timur 8 kasus, Desa Sangowo Induk dan Sangowo Barat masing-masing 5 kasus, 2 kasus di Desa Doku Mira dan 1 kasus di Desa Mira.

Sedangkan September mengalami penurunan 8 kasus, yakni di Desa Sangowo Barat 4 kasus, dan Desa Sambiki Baru, Desa Sambiki Tua, Desa Gamlamo serta Desa Doku Mira masing-masing 1 kasus. Secara umum, kasus DBD yang dominan terjadi di wilayah Ibu Kota Kecamatan Morotai Timur ini lebih banyak diderita oleh anak-anak.

“Jadi kasus DBD sejak Agustus hingga September mengalami penurunan. Karena itu, kami berharap bulan Oktober ini nol kasus,” ujar Penanggung Jawab Kasus DBD Puskesmas Sangowo, Nurul Fitrah Azzahra, kepada Nuansa Media Grup (NMG), Selasa (3/10).

Menurutnya, penurunan kasus DBD pada September ini lantaran pernah dilakukan pengasapan (fogging) dan abate untuk membunuh jentik nyamuk pada Agustus kemarin.

“Karena memang ada tambahan jumlah kasus, makanya kami mulai melakukan penyuluhan di desa-desa serta melakukan fogging dan abate. Akhirnya pada bulan September terjadi penurunan, semoga bulan ini sudah tidak ada,” harapnya menegaskan.

Terpisah, Kepala Puskesmas Buho-buho, Melisa Kristina Baringgin, mengaku tahun 2023 tidak ada kasus DBD dalam data Puskesmas Buho-buho.

“Untuk tahun ini, belum ada kasus DBD. Hanya ada di tahun lalu (2022), itu pun cuma satu,” ujarnya

Ia pun mengaku, penyebab umum DBD tersebut adalah nyamuk yang dipicu faktor lingkungan yang kurang bersih, termasuk genangan air dan sampah plastik.

Amatan Nuansa Media Grup di wilayah Ibu Kota Kecamatan Morotai Timur, terdapat kondisi aliran pembuangan air yang kurang baik, sehingga memicu genangan di sejumlah titik yang rawan terjadinya tempat berkembang biak nyamuk DBD hingga malaria. Selain itu, sampah yang ditampung terlalu lama dan tak kunjung di buang ke TPA (tempat pembuangan akhir). (tr1/tan)