SANANA, NUANSA – Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop UKM) menggelar kegiatan pelatihan pengolahan rumput laut di Desa Pohea, Kecamatan Sanana, Sabtu (7/10).
Dalam sambutannya, Bupati Fifian Adeningsi Mus yang dibacakan Asisten II Setda Sula, Abdi Umagap, menyampaikan pelatihan ini merupakan bentuk upaya Pemkab meningkatkan pemberdayaan dan pemanfaatan potensi desa yang ada.
Desa yang terlibat dalam pelatihan tersebut, di antaranya Desa Bajo, Desa Fukweu serta Desa Malbufa dan sekitarnya yang memiliki potensi perikanan khususnya rumput laut yang cukup luas. Untuk memanfaatkan potensi ini, perlu adanya pengatahuan dan keterampilan yang memadai dalam hal cara budidaya dan pengolahan hasil panen.
“Giat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta memberikan keterampilan kepada warga yang berada di desa tersebut, agar mampu memanfaatkan potensi rumput laut sebagai sumber penghasilan tambahan. Karena salah satu bentuk pengolahan rumput laut menjadi produk makanan dalam bentuk kering maupun segar,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Disprindakop Dzena Tidore mengatakan, pelatihan ini dilakukan bermula berangkat dari keprihatinan mereka lantaran hasil panen warga selalu dijual bahan mentahnya. Padahal bisa diolah menjadi bahan makanan seperti bakso, kue serta permen.
Untuk itu, pihaknya berharap dengan adanya materi ini, ke depannya bisa mengubah pola hidup masyarakat, agar bangkit dan mau berusaha di bidang perikanan khususnya cara pengolahan rumput laut. Sebab, jika sudah ada dasar ilmunya, tentu sudah bisa melakukan pengolahan sendiri.
“Selain memberikan materi terkait cara pengolahannya, pihak pemateri dari BP3 Ambon juga akan mengajarkan cara praktek pengolahan menjadi bahan makanan,” ujarnya.
Selain itu, kata Dzena, potensi rumput laut di Kepulauan Sula sangat besar dan bernilai, karena selain memiliki nilai jual, pun bisa dikelola menjadi bahan makanan yang dikonsumsi.
“Olehnya itu, kami berpikir bahwa harus ada ilmu yang diberikan agar dapat dikelola kembali dengan hal-hal yang kecil tapi bisa bermanfaat dan bernilai. Setelah materi yang diberikan akan langsung dipraktek bagaimana cara untuk diolah demi pemanfaatan bahan yang lain, nanti dilihat bagimana cara prosesnya,” terangnya.
“Kalau soal pengadaan bibit rumput laut itu sudah masuk dalam teknis atau dinas lain. Di Disperindagkop itu masuk dalam teknis pengolahan rumput laut untuk menjadi salah satu jenis barang yang dikonsumsi atau bahan makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat Kepulauan Sula,” sambungnya menutup. (ish/tan)