KNPI Ternate Nilai Kepala DLH tak Punya Itikad Baik Selesaikan Masalah Sampah

Ketua KNPI Kota Ternate, Samar Ishak. (Istimewa)

TERNATE, NUANSA – DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Ternate menilai Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Tonny S Pontoh, tidak memiliki itikad baik dalam menyelesaikan masalah sampah di Kota Ternate.

Hal tersebut disampaikan Ketua KNPI Ternate, Samar Ishak, merespons pernyataan Tonny yang terkesan melakukan pembelaan dan enggan disalahkan. Di mana, Tonny menyatakan masalah sampah tidak hanya disalahkan ke Pemkot sepenuhnya.

Menurut Samar, DLH sebagai OPD teknis yang bertugas menyelenggarakan urusan Pemkot dalam bidang persampahan, pengendalian lingkungan hidup, potensi dampak dan pencegahan pencemaran lingkungan, seharusnya membantu Wali Kota Ternate, M Tauhid Soleman, dalam merealisasikan visi misi Ternate bebas sampah 2024.

“Dari sini kita bisa nilai, kepala DLH KotaTernate tidak punya niat baik selesaikan problem sampah di Ternate. Kalau saya wali kota, dan Kepala DLH-nya model begini, saya langsung copot dan ganti,” ujar Samar kepada Nuansa Media Grup (NMG), Rabu (11/10).

Samar menerangkan, setiap hari produksi sampah di Kota Ternate terus naik. Artinya, Kepala DLH Ternate tidak boleh diam dan mengeluh, karena ada anggarannya kurang lebih Rp28 miliar yang dialokasikan untuk mengelola masalah sampah di Ternate ini.

Untuk itu, Samar menyarankan, harus ada skema yang baik mulai dari melihat sumbernya di kalimati (barangka), kawasan pasar, perkantoran, taman kota, hotel/penginapan, rumah makan, rumah sakit, sekolah, kampus, cafe/resto, pelabuhan laut serta gudang/agen.

“Kepala DLH Ternate harus fokus ke sumber ini, karena akar permasalahan sampah kita berputar di sini, tertutama di kawasan pasar dan di kalimati. Skema ini tidak muncul ke permukaan publik, misalkan, bagaimana soal pengendalian dan pencegahan sampah di kalimati yang banyak viral di medsos itu, apakah DLH sudah buat model pengelolaan sampahnya atau banyak mengeluh dan memperkeruh opini publik soal sampah kota ini,” tegasnya dengan nada tanya.

Karena itu, kata Samar, pihaknya mengusulkan di wilayah Kecamatan Ternate Tengah bisa dijadikan pilot project DLH Ternate untuk penanganan sampah kota. Sebab pusat kota dan pemerintahan berada di Ternate Tengah. Jika model pengelolaan sampahnya bagus, maka bisa diadopsi ke kecamatan lainnya.

“Kemudian DLH bisa berkantor di lokasi yang menjadi pusat sampah ini, misalkan, di Pasar Gamalama atau di belakang ruko Jatiland Mall,” tutupnya menyarankan. (tan)