Oleh: Gusti Ramli
___
SETIAP yang berjiwa akan merasakan yang namanya kematian. Meskipun dia berusaha sekuat tenaga untuk menghindari kematian dengan ribuan dokter dan triliunan dolar untuk mencegah kematiannya, maka tidak akan pernah bisa. Mengapa demikian?
Karena, kematian itu adalah sebuah ketetapan yang sudah digariskan oleh Allah azza wa jalla kepada siapapun mahluk yang bernyawa. Hal ini sesuai dengan apa yang tertulis dalam Al-Qur’anul karim dan tertera di banyak ayat.
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185).
Gelombang kabar duka yang terjadi di Bumi Kie Raha seperti belum berangsur turun. Belum lama ini, (Alm) Al-Hajj Abdurrahim M Ridwan Gary Sjah (Sultan Bacan) kembali ke pangkuan Allah SWT, beliau mengembuskan napas terakhirnya di bumi Eropa, tepatnya di Negara Amerika Serikat. Jenazah almarhum dikebumikan di sana. Melalui platform media sosial, penulis dapati informasi terkait jenazah almarhum yang tidak dipulangkan ke tanah air karena sesuai dengan pesan beliau agar dimakamkan dimanapun beliau meninggal.
Penulis mengajak kita agar mengingat kembali duka cita yang melanda Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Ketua Umum HMI Cabang Ternate Periode 2023-2024, (Alm) Muhdi Abdul Rahman tutup usia saat sebelumnya mengalami kecelakaan lalu lintas. Duka ini dirasakan oleh seluruh Alumni dan Anggota HMI Cabang Ternate bahkan hampir seluruh Indonesia, tak sedikit juga Anggota HMI yang merasa kehilangan patron visioner tokoh gerakan. Pengabdian dan perjuanganmu akan selalu terkenang hingga sepanjang masa.
Dalam catatan indahnya yang dituangkan dalam media nuansamalut.com dengan judul Soe Hok Gie dan Muhdi: Mati Meninggalkan Cerita pada bulan September lalu, Kanda Jandri Fokatea menggambarkan sosok Soe Hoek Gie yang mati muda akibat menghirup gas beracun di Gunung Semeru. Baginya Soe Hoek Gie adalah seorang dari seribu juta mahasiswa kala itu yang berpikir kritis, idealis dan pemberontak untuk kepentingan orang banyak. Baginya, Gie dan (Almarhum) Kakanda Ketua Umum, Muhdi Abd Rahman memiliki kesamaan. Yang mana keduanya merupakan tokoh-tokoh utama dalam organisasi mahasiswa yang teguh dengan pendirian masing-masing.
Perlu diketahui, Kanda Jandri Fokatea adalah kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ternate sekaligus Alumni Intermediate Training (LK II) HMI CABANG TERNATE tahun 2023, catatan indah di atas beliau didedikasikan kepada Almarhum Kanda Ketua Umum tepat pada hari terakhir beliau mengembuskan napas terakhirnya.
Meskipun belum mengenal lama dengan beliau, tapi penulis berspekulasi dan bersaksi almarhum adalah sosok yang rendah hati, sopan, berpengetahuan luas, dan sangat komitmen terhadap sesuatu yang dianggap benar dan tidak menyalahi norma-norma kehidupan. Di suatu waktu ketika kami berada di Sekretariat HMI CABANG TERNATE, beliau menasihati penulis dengan mengatakan “Menjadi seorang Kader HMI tidaklah mudah, sebab ada tanggung jawab mulia yang harus ditunaikan oleh kader tersebut. Sebab kita dituntut untuk beriman, berilmu dan beramal. Maka implementasikan Ilmu itu di tengah-tengah masyarakat, jadilah anak muda yang senantiasa bermanfaat bagi lingkungannya. Tingkatkan nilai keimanan kita kepada Allah, sebab dengan iman yang kokoh maka kita mampu menjalankan perintah Allah SWT. Dan beramallah apabila anda mempunyai sedikit rezeki, lakukanlah perbuatan itu dengan ikhlas dan jangan pamrih”. Semoga tenang di alam sana Abang Ketum, do’a kami ada untukmu.
Terlepas dari duka cita yang dirasakan oleh Keluarga Besar HMI, saat ini kabar duka melanda seluruh masyarakat Maluku Utara dan Masyarakat Kabupaten Halmahera Selatan khususnya. Telah wafat dan kembali pulang ke Rahmatullah, Bapak Bupati Kabupaten Halmahera Selatan, pribadi (Alm) Hi. Usman Sidik. Kabar duka ini tersampaikan melalui pesan WhatsApp. Diketahui almarhum mengembuskan napas terakhirnya di RSUD LABUHA saat sebelumnya terjatuh di tengah-tengah lapangan pertandingan Piala Bupati Cup pada partai pembuka yang mempertemukan Team Wartawan menghadapi Team Pemerintah Kabupaten yang juga diperkuat oleh almarhum pak Bupati itu sendiri.
Meskipun penulis belum berkesempatan bertemu secara langsung dengan beliau, tetapi penulis intens mengikuti aktivitas kepemimpinan beliau melalui platform media sosialnya. Penulis meyakini beliau adalah salah seorang sosok pemimpin bangsa yang patut kita berikan apresiasi. Meskipun beberapa program yang belum sempat beliau tunaikan di Bumi Saruma, penulis tetap menilai almarhum sebagai sosok pemimpin yang rendah hati, seorang yang ramah, survive, dan juga tidak sombong. Barangkali sosok pemimpin seperti almarhum dapat menjadi contoh bagi pemimpin Kabupaten Halmahera Barat.
Selamat jalan pak, semoga amal perbuatanmu dapat bernilai ibadah dan engkau ditempatkan di surga-Nya. Aamiin.
Dari ketiga sosok pemimpin yang telah mendahului kita, semoga kita selalu ikhtiar dalam menjalani aktivitas duniawi serta selalu menyebarkan nilai-nilai kebaikan sesuai dengan perintah Allah SWT. (*)