Oleh: Raihun Anhar, S.Pd
Pemerhati Umat
___
PERANG di Palestina (Baitul Maqdis) hingga kini belum usai. Banyak manusia tak bersalah telah menjadi korban. Data terakhir korban jiwa telah mencapai sepuluh ribuan. Perang demi perang terus berlangsung entah kapan berhentinya. Sudah sebulan lebih perang berlangsung sejak 7 Oktober 2023. Zionis Israel ingin balas Hamas. Hamas juga tidak menyerah dan terus berjuang menjaga Baitul Maqdis.
Yang terjadi di Palestina adalah penjajahan. Di mana Zionis Israel datang mengaku sebagai negara dan didukung oleh negara adikuasa seperti Inggris dan Amerika Serikat serta PBB. Mereka mendeklarasikan adanya negara Israel di tengah Palestina. Untuk lebih paham, mari kita bahas sejarah singkatnya.
Awal Munculnya Negara Israel
Israel adalah julukan untuk Nabi Yakub dari Allah. Namun berbeda dengan Israel hari ini yang dikenal sebagai negara Zionis Yahudi. Umat Yahudi dalam sejarah peradaban manusia selalu mendapat perlakuan buruk dari penguasa akibat perbuatan mereka sendiri. Mereka selalu membuat kekacauan sehingga menimbulkan kemarahan penguasa. Seperti di masa kepemimpinan Babilonia, di mana Haikal Sulaiman (tempat ibadah umat Yahudi) dihancurkan pada tahun 596 SM. Lalu Yahudi dibawa ke Babilonia dan banyak dari mereka yang hilang karena dibunuh dan dijadikan budak.
Babilonia kemudian dikalahkan oleh Kerajaan Persia dan Yahudi diberikan kesempatan membangun Haikal Sulaiman. Namun, tidak lama kemudian Persia dikalahkan Romawi dan Raja Romawi waktu itu bernama Titus menghancurkan Haikal Sulaiman pada tahun 70 Masehi dan diusir semua Yahudi dari tanah terjanji (Baitul Maqdis) atau dikenal dengan Diaspora. Mereka terpencar di berbagai negeri akibat selalu buat kekacauan. Di tempat rantau pun mereka buat kacau. Tercatat, hampir 71 negara Eropa yang ditinggali Yahudi dan berulah. Oleh sebab itu, sejak tahun 250-1948 M terjadi pengusiran Yahudi di berbagai negara hingga muncul gerakan anti Yahudi.
Yahudi dikenal sebagai orang-orang yang berakhlak buruk, di mana mereka suka mengolok-olok, pengecut, serakah, dan ingkar janji. Walhasil, di manapun mereka tinggal pasti selalu buat masalah. Beberapa waktu berjalan tepatnya tahun 1860 lahirlah bapak Zionis Theodor Herzl yang mengatakan bahwa Yahudi harus punya negara agar tidak diperlakukan buruk. Ia berusaha meminta tanah terjanji untuk Yahudi kepada Sultan Abdul Hamid II (Khalifah) yang menguasai Baitul Maqdis namun ditolak dengan tegas.
Zionis tidak putus asa dan terus mencari cara mewujudkan negara tersebut yang kini kita kenal Israel. Israel berhasil menjadi negara setelah Khilafah Utsmani runtuh pada tahun 1924. Inggris dan Prancis juga membantu mewujudkan negara tersebut dalam perjanjian Sykes-Picot. Kemudian disahkan melalui deklarasi Balfour, Inggris mendukung berdirinya negara Yahudi di Palestina pada tahun 1917. Setelahnya Israel mendeklarasikan sebagai negara pada tahun 1948.
Solusi Tepat Untuk Palestina
Itulah sedikit sejarah singkatnya. Dari ini dapat dilihat bahwa Israel dibentuk oleh Inggris, Prancis serta Amerika Serikat termasuk PBB. Mereka juga adalah negara yang membentuk PBB yang katanya akan menyelesaikan perang Palestina-Israel. Namun, hingga kini tidak berhasil sehingga membuat pejabat tinggi PBB mengundurkan diri.
Solusi dua negara yang ditawarkan adalah solusi yang tidak tepat karena sejatinya Israel adalah penjajah. Ia tidak berhak mendapatkan tanah terjanji itu karena sejak awal mereka menolak memasuki Baitul Maqdis bersama Nabi Musa. Nanti ratusan tahun setelahnya atau tepatnya setelah bapak Zionis mengatakan mereka harus punya negara barulah mereka bergerak. Di saat mereka memiliki negara seperti hari ini masih tetap membuat kekacauan. Bahkan untuk eksis telah banyak nyawa warga sipil yang dihabisi. Sungguh penjajah tidak berhak diberikan tanah melainkan diusir dari Baitul Maqdis.
Untuk mengusir mereka tidaklah mudah. Terlebih mereka didukung oleh Inggris, Amerika Serikat, Prancis, dan PBB yang semua memiliki power luar biasa hari ini. Untuk itu, kita butuh negara super power yang setara seperti mereka-mereka tersebut. Negara tersebut bernama Khilafah. Untuk mewujudkannya dibutuhkan persatuan kaum muslim. Dengan bersatunya kaum muslim dari pemikiran, perasaan, dan peraturan maka akan terbentuk negara super power tersebut. Mereka tidak lagi dipisahkan seperti hari ini (nation state).
Dalam mewujudkannya diawali dengan satukan pemahaman untuk menyelamatkan Palestina. Dengan demikian, akan muncul dorongan untuk jihad membebaskan Baitul Maqdis seperti warga Gaza yang terus melawan penjajah. Untuk mengusir Zionis dari sana, kita butuh negara biar fear untuk melawan Zionis dan backingannya sebagaimana dahulu Khilafah menyelamatkan Baitul Maqdis dan menciptakan kehidupan yang aman selama ratusan tahun lamanya. (*)