Peringati HKN ke-59, Dinkes Sula Ajak Masyarakat Tingkatkan Perilaku Hidup Sehat

Pose bersama Kepala Dinas Kesehatan Sula, Suryati Abdullah, bersama jajarannya memperingati HKN ke-59.

SANANA, NUANSA – Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sula memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59 tahun 2023 di depan Benteng De Verwacthing, Desa Mangon, Kota Sanana, Sabtu (11/11).

HKN kali ini mengusung tema “Transformasi Kesehatan Untuk Indonesia Maju”. Tema ini dipilih untuk menggambarkan bagaimana keberhasilan transformasi kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dengan berkolaborasi dan melibatkan berbagai pihak.

Selain itu, kolaborasi juga dengan masyarakat yang bertujuan meningkatkan dan mendorong keluarga untuk hidup sehat agar lebih produktif, sehingga dapat menggerakkan roda perekonomian yang akan menjadikan Indonesia lebih maju.

Kepala Dinas Kesehatan Sula, Suryati Abdullah, mengatakan HKN merupakan momentum bangsa Indonesia sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat bahwa betapa pentingnya kesehatan.

“Hari kesehatan nasional merupakan momentum bangsa Indonesia untuk menyadari akan pentingnya pembangunan kesehatan dan diperingati setiap tanggal 12 November di setiap tahun,” ucap Suryati.

Menurutnya, tujuan dari peringatan HKN adalah sebagai ajang membina kekerabatan sesama insan kesehatan untuk mengajak masyarakat agar memiliki budaya hidup sehat dan meninggalkan kebiasaan atau perilaku yang kurang sehat.

“Sehingga pencapaian derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya menjadi puncak muara dari semua rangkaian kegiatan-kegiatan kesehatan yang kita lakukan,” ujarnya.

Ia menambahkan, untuk enam pilar transformasi kesehatan, yaitu tansformasi layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, SDM Kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.

“Implementasi keenam pilar tersebut, diharapkan bisah mentrasformasi sistem kesehatan Indonesia dan juga dunia, yakni sistem yang tangguh terhadap krisis kesehatan, termasuk pandemi,” katanya.

Untuk itu, peran kader kesehatan menjadi mata tombak yang paling tajam, guna mengubah perilaku masyarakat Sula yang enggan menggunakan fasilitas pelayanan, dan akses masyarakat yang sulit.

“Ini tentunya beban berat dan menjadi tanggung jawab kita bersama. Karena transformasi yang paling nyata dan ampuh adalah sinergitas tenaga kesehatan dengan melibatkan masyarakat pada setiap pergerakan program dan seluruh stakeholder,” tutupnya. (ish/tan)