DARUBA, NUANSA – Satu unit truk pengangkut material terperosok ke pemukiman warga, tepatnya di Desa Joubela, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, Senin (27/11). Rumah warga pun nyaris jadi korban.
Insiden bermula saat truk bertolak dari lokasi proyek Galian C Desa Momojiu dan hendak mengantarkan material ke tempat proyek pembangunan jalan Motorpol Totodoku. Di tengah perjalanan saat menanjak, diduga terjadi kerusakan mesin secara mendadak, sehingga truk tersebut terperosok dan masuk ke pemukiman warga. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Sopir truk, Sahbudin (41 tahun), mengaku saat menanjak di jalan tersebut, baut nap mobil tiba-tiba patah sehingga mobil truk yang berisi tiga paket timbunan material itu tergelincir dan masuk pekarangan rumah warga.
“Saat mobil naik itu baut nap-nya patah, jadi mobil talucur dan sudah tidak bisa rem. Pas mobil jatuh, saya mau kasih tabrak mobil di pohon biar mobil berhenti di situ, tapi jurangnya terlalu dalam makanya hanya kena sedikit di pohon, sehingga mobil pun jatuh di sana,” kata Sahbudin kepada Nuansa Media Grup (NMG).
Namun, truk tersebut menambrak sebuah sumur milik warga setempat dan merusak alat penyedot air. Mobil terhenti tepat satu meter dari dinding rumah warga. Selain itu, terdapat kerusakan di bagian belakang mobil, dan roda belakang bagian kiri mobil pecah.
Sahbudin mengaku siap untuk menggantikan kerusakan yang dialami oleh warga tersebut. Sementara, untuk proses pengamanan mobil truk agar dipindahkan dari pekarangan warga oleh pihak perusahaan.
Sementara itu, Marni Diti (40 tahun) selaku saksi, mengaku melihat peristiwa tersebut. Kata Marni, saat sedang mencuci pakaian, ia melihat mobil itu tergelincir dan hendak menimpa salah satu rumah warga dan langsung berteriak agar anak-anak di sekitar segera menghindar. Ia sendiri kemudian menghindar dan mobil truk itu kemudian menabrak sumur dan terhenti di halaman belakang rumahnya.
“Saya sudah taruh rinso di sini (hendak mencuci pakaian), lalu saya lihat mobil itu talucur, terus saya teriak-teriak dan untung saja tidak ada anak-anak yang lewat, saya hanya berdoa saja,” tuturnya.
“Saya lihat dari gunung sampai di sini. Beruntung ada batu-batu besar lagi di situ, jadi truk bisa terhenti,” sambungnya.
Marni berharap, agar kerusakan yang dia alami atas peristiwa tersebut bisa diganti rugi oleh pihak terkait.
“Kalau boleh diganti rugi. Ini sumur aktif terus sanyo juga aktif dan masih pakai. Tetangga juga sering ambil air di sini kalau air PDAM mati,” ujar Marni.
Dari pengakuan warga setempat, tanjakan tersebut sudah banyak memakan korban. Setidaknya sudah enam kali kecelakaan mobil di area tersebut.
“Sudah enam kali mobil talucur terus tabrak rumah warga. Karena di situ juga tidak ada tiang penahan di jalan, makanya kalau ada kecelakaan, dorang langsung terus tabrak rumah,” ujar Saf, salah satu warga setempat. (tr1/tan)