TERNATE, NUANSA – Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orwil Maluku Utara sukses menggelar roadshow seminar session di tiga kampus di Kota Ternate. Seminar session yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan ICMI Annual Meeting 2023 ini melahirkan tujuh rekomendasi.
Kegiatan tersebut ditutup Wali Kota Ternate, M Tauhid Soleman, di Sahid Bella Hotel, Senin (27/11) malam. Acara penutupan ini dihadiri oleh Forkopimda, dan Sekda Provinsi Maluku Utara yang mewakili Gubernur.
Annual meeting yang mengusung tema payung “Lingkungan dan Perubahan Iklim”, dibagi ke dalam tiga subtema, yakni “Perubahan Iklim dan Ketahanan Pangan”. Di mana, diskusinya digelar di Aula Nuku Universitas Khairun Ternate.
Kemudian, subtema “Sustainabilitas dan Resiliensi Masyarakat Pulau Sedang dan Kecil”, dengan lokasi seminarnya di Universitas Muhammadiyah Maluku Utara. Selanjutnya, subtema “Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Adaptasi Perubahan Iklim”, yang dilaksanakan di Aula Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate.
Kegiatan seminar di Aula Nuku Unkhair diawali oleh Keynote Speaker, yang juga Ketua Umum MPP ICMI, Prof. Dr. Arif Satria. Selain itu, pada malam penutupan ini dibacakan tujuh poin rekomendasi yang dirumuskan dan dibacakan oleh koordinator Tim Perumus, Dr. Murid Tonirio.
Ketujuh poin tersebut, yakni pertama sebagai negara maritim, pemerintah perlu segera mungkin mengembangkan green energy berbasis kemaritiman, di antaranya dengan memanfaatkan energi angin laut, energi gelombang dan pasang surut serta pemanfaatan energi panas bumi laut.
Kedua, percepatan pembentukan regulasi pada tingkat pusat dan daerah yang mengatur tentang perlindungan hukum masyarakat adat sebagai salah satu upaya membendung dampak lingkungan dan menjaga kelestarian alam.
Ketiga, Pemerintah Provinsi Maluku Utara segera mengembangkan ketahanan pangan dengan pemanfaatan bioteknologi molekuler sebagai upaya mendukung ketahanan pangan berbasis sumberdaya lokal.
Keempat, penguatan SDM yang unggul pada bidang pertambangan, kelautan dan lingkungan, serta memberikan dukungan yang optimal dalam pengembangan riset dan inovasi pada bidang pengelolaan lingkungan.
Kelima, memastikan transfer pengetahuan, keterampilan dan pengalaman sampai ke masyarakat, tidak terbatas pada pemerintah dan korporasi. Hal ini dilakukan untuk memastikan masyarakat mampu bertahan dan berinovasi dalam kemandirian pangan dan perubahan iklim.
Keenam, dampak perubahan iklim menyebabkan umat manusia berada dalam situasi kerentanan, termasuk dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Respons terhadap dampak tersebut membutuhkan strategi kebijakan pembangunan dan kebijakan yang mendorong riset ilmiah multidisipliner dan interdisipliner. Strategi tersebut akan memberikan dukungan terhadap resiliensi dan ketahanan pangan, mencegah dan memitigasi kerawanan pangan. Dan ketujuh, mendorong praktik baik seperti pemanfaatan Greencity metric pada kabupaten/kota di Maluku Utara.
“Ketujuh poin rekomendasi tersebut diteruskan kepada Majelis Pimpinan Pusat (MPP) ICMI, kemudian akan diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Maluku Utara dan Pemerintah Kota Ternate,” ujar Sekretaris ICMI Orwil Maluku Utara, Dr. Herman Oesman. (tan)