Daerah  

Warga Keluhkan Bau Menyengat Limbah Ikan di Pasar CBD Morotai

Pembuangan limbah ikan di kawasan Pasar CBD Morotai. (Zunajar/NMG)

DARUBA, NUANSA – Pembuangan limbah ikan di kawasan Pasar Central Bisnis Distrik (CBD) Gotalamo II, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, menuai keluhan dari warga yang berkunjung ke pasar setempat. Pasalnya, warga merasa sangat terganggu dengan merebaknya bau busuk limbah ikan tersebut. Sehingga itu, warga termasuk para pedagang setempat memprotes pedagang ikan itu.

Amatan Nuansa Media Grup (NMG), bau menyengat di pasar tersebut karena dipengaruhi limbah ikan yang dibuang di tempat pembuangan limbah, tepatnya di belakang pasar. Namun, karena fasilitas pembuangan limbah tersebut tidak berfungsi dengan baik, sehingga mengeluarkan bau tak sedap.

“Bau busuk di pasar ini sudah hampir beberapa minggu terakhir, torang memang merasa terganggu sekali dengan bau busuk ini,” kata Astri, salah satu pengunjung, Kamis (14/12).

Hal senada juga diakui Cleaning Service, Daim Hasan, yang menempati pasar tersebut. Menurutnya, bau menyengat dari limbah ikan tersebut sudah dirasakan kurang lebih dua bulan terakhir setelah viar yang biasa mengangkut limbah ikan itu rusak.

“Biasanya tidak begini, cuma karena viar yang biasa dipakai untuk buang limbah itu rusak, sehingga kita sudah tidak buang lagi di tempat pembuangan,” akunya.

Terkait kerusakan armada ini, kata dia, sudah tiga kali berkoordinasi dengan Dinas Perindagkop. Hanya saja, belum direspons oleh dinas terkait.

“Sudah tiga kali saya ke kantor Perindagkop koordinasi masalah ini, cuma dorang sampe sekarang tidak ada respons, akhirnya limbah ini kita hanya buang di belakang sana baru bakar, tapi dia tetap bau saja karena ini limbah basah,” katanya.

Daim berharap, Bupati Morotai, M Umar Ali, dapat memberikan satu armada untuk kebutuhan kebersihan di pasar ikan. Sebab selain sudah rusak, kendaraan operasional itu pun sudah tak layak pakai lantaran sudah termakan usia.

“Kita berharap ini dapat diperhatikan oleh dinas terkait dan Pak Bupati. Viar yang biasa pake itu viar lama. Ada DLH punya viar yang satunya hanya diparkir, kalau bisa itu bisa digunakan di sini,” harapnya. (tr1/tan)