Oleh: Raihun Anhar, S.Pd
_____
ISRA berarti ‘perjalanan di malam hari’. Sedangkan mi’raj berarti kendaraan. Isra mi’raj adalah perjalanan satu malam yang dilakukan Rasulullah Saw dengan kendaraan yang bernama Burak. Peristiwa ini terjadi pada 27 Rajab. Bertujuan untuk menerima perintah shalat sebagai hadiah dari Allah untuk Rasulullah. Mengingat pada waktu itu Rasul sedang bersedih karena kehilangan istri tercinta Ummu Khadijah dan pamannya Abu Talib.
Isra mi’raj bisa dibilang sebagai hiburan untuk Rasulullah Saw. Rasul melakukan perjalanan dari Masjid Haram ke Baitul Maqdis menggunakan kuda yang diberi nama Burak. Namun, Burak tidak bisa naik ke Sidratul Muntaha kecuali Rasul seorang. Rasul bertemu Allah dan diberikan perintah menegakkan shalat.
Awal Rasulullah Saw menceritakan peristiwa ini banyak orang yang tidak percaya. Mengapa? Karena pada masa itu untuk berangkat dari Mekkah ke Baitul Maqdis membutuhkan waktu berhari-hari dibperjalanan. Jadi mustahil jika hal tersebut terjadi dalam satu malam. Maka wajar awalnya diragukan cerita Rasulullah Saw tentang peristiwa Isra Mi’raj.
Dari peristiwa ini menunjukkan keistimewaan shalat. Dimana untuk menerima perintah ini harus bertemu langsung dengan Allah. Hal ini berbeda dengan perintah yang lain seperti perintah puasa, zakat, dan lainnya. Semua perintah Allah kepada Rasulullah Saw untuk seluruh umat muslim tidak mengharuskan pertemuan langsung melainkan hanya perintah shalat ini. Itulah keistimewaan perintah shalat.
Shalat wajib pertama diterima berjumlah lima puluh lima waktu. Akan tetapi dinegosiasi oleh Rasulullah Saw melalui diskusi bersama beberapa Nabi membuatnya menjadi lima waktu saja. Namun, lima waktu ini pun masih ada di antara kaum muslim yang belum bahkan tidak mengerjakannya. Tidakkah kita mengistimewakan shalat sebagaimana istimewanya perintah ini? Pantaskah kita mengaku muslim namun tidak shalat?
Setiap tahun kita selalu memperingatinya namun jangan sampai hanya sekadar merayakan. Harus lebih dari pada itu yakni memahaminya dan mengamalkannya. Dengan demikian tidak ada lagi umat Nabi Muhammad Saw yang tidak shalat. Semuanya akan shalat karena paham bahwa shalat adalah perintah Allah yang harus dilaksanakan.
Shalat merupakan tiang agama dan amal pertama yang akan dihisab. Bayangkan rumah tanpa tiang maka tak akan bisa bertahan saat badai menerpa. Begitulah muslim yang tidak memaknai pentingnya shalat akan menjadi lemah seperti rumah tak bertiang. Maka kita harus menegakkan tiang itu dengan shalat agar menjadi umat yang kuat. Sehingga tak ada lagi yang menzalimi kaum muslim di dunia ini. Akan tetapi untuk menjadi umat yang kuat tidak hanya menegakkan shalat, melainkan harus dengan ketaatan yang menyeluruh. Menjalankan seluruh perintah Allah dan juga larangan-Nya. Hal ini telah difirmankan Allah SWT:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱدْخُلُوا۟ فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah [2] : 208).
Hari ini kaum muslim menjadi lemah karena belum taat secara keseluruhan. Muslim memilih menggunakan aturan kufur seperti demokrasi, kapitalisme, dan paham kufur lainnya dalam menjalankan kehidupan. Padahal Allah telah menyempurnakan Islam sebagai way of life-nya. Sebagaimana Allah berfirman:
اللّٰهِ بِهٖ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوْذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيْحَةُ وَمَآ اَكَلَ السَّبُعُ اِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْۗ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَاَنْ تَسْتَقْسِمُوْا بِالْاَزْلَامِۗ ذٰلِكُمْ فِسْقٌۗ اَلْيَوْمَ يَىِٕسَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ دِيْنِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِۗ اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ فَمَنِ اضْطُرَّ فِيْ مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثْمٍۙ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging hewan) yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang (sempat) kamu sembelih. (Diharamkan pula) apa yang disembelih untuk berhala. (Demikian pula) mengundi nasib dengan azlām (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu. Oleh sebab itu, janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Maka, siapa yang terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Maidah [5]: 3).
Dari ayat ini menunjukkan bahwa Islamlah agama yang diridhoi Allah. Oleh sebab itu, yang harus dilakukan kaum muslim adalah bersatu mewujudkan ketakwaan total. Bagaimana caranya? Pertama, terus mengkaji Islam secara menyeluruh dan mendalam. Kedua, mengajak orang untuk taat (dakwah). Ketiga, mewujudkan negara untuk menjaga Islam sehingga terbentuk kehidupan yang diridhoi Allah SWT Sang Pencipta dan Pengatur. Wallahu alam bii sawwab. (*)