TERNATE, NUANSA – Asosiasi Guru Penulis Indonesia (Agupena) Maluku Utara mengadakan pelatihan karya tulis ilmiah hingga publikasi bagi guru dan dosen, Sabtu (24/2) via Zoom. Kegiatan tersebut dilakukan untuk pengembangan kapasitas tenaga pengajar, guru, dan dosen.
Pelatihan perdana ini menghadirkan pemateri seperti dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Dr. Drs. Sutaryo, serta Dr. Agus Supriyadi dan Saiful Latif selaku Editor dan Editor in Chief Jurnal Cakrawala, Bilingual dan Edukasi yang dikelola oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Khairun.
Dalam kesempatan itu, Dewan Pembina Agupena Malut sekaligus Kepala Kantor Bahasa Malut Dr. Arie Andrasyah Isa dan Ketua Wilayah Malut, Rosita M Aboe, memperkenalkan secara singkat tentang Agupena Malut.
Ketua Umum Agupena Indonesia, M. Ardy Ali, membuka acara tersebut dengan resmi yang dihadiri oleh guru, dosen, serta tenaga pendidik di Maluku Utara. Dalam sambutannya, Ardy Ali yang juga guru di salah satu sekolah di Makassar berharap ada sinergi dengan pengelola jurnal di kampus bersama Agupena untuk memfasilitasi tulisan dan karya ilmiah guru dalam membantu pengembangan profesi guru.
“Pelatihan yang diadakan sehari ini akan dilanjutkan dengan pembentukan dan pendampingan tim penulis guru dan dosen sehingga akan menghasilkan karya ilmiah berupa artikel yang akan dipublikasikan di Jurnal Edukasi, Cakrawala maupun Bilingual,” ujarnya.
Sebagaimana amanat Undang-undang Dasar tentang pendidikan, guru dan dosen merupakan ujung tombak dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatan kompetensi guru yang telah dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melalui kualifikasi akademik guru, pendidikan dan pelatihan, uji sertifikasi, memberi kesempatan perbaikan pembelajaran dan berbagai kesempatan lainnya.
“Dengan mempertimbangkan jumlah guru profesional terutama yang belum tersertifikasi di Maluku Utara, perlu adanya penguatan pelatihan khususnya dalam menulis dan menghasilkan karya ilmiah sebagai bagian dari tugas profesi guru,” tuturnya.
Tercatat per tahun 2022, jumlah guru di wilayah Maluku Utara sebanyak 22 ribu, namun hanya sebagian kecil yang telah tersertifikasi. Di Kota Ternate sendiri Dinas Pendidikan mencatat sebanyak 690 orang guru PNS di Kota Ternate belum bersertifikasi. Itu pun belum termasuk wilayah 7 kabupaten kota lainnya.
“Penguatan kapasitas guru dalam kegiatan pelatihan pengembangan merupakan kunci penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Karena itu, perlu dibuka program-program pendidikan dan pelatihan untuk menyegarkan dan menguatkan kembali panggilan hidup sebagai pendidik, serta peningkatan kompetensi,” kata dia.
Untuk itu, Agupena Malut bekerja sama dengan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Khairun, membuka kesempatan memberikan pembinaan dan pelatihan kepada para guru, dosen, dan tenaga kependidikan agar mampu menulis karya ilmiah, mengawal kegiatan pelatihan hingga publikasi di Jurnal Lokal, maupun nasional, dengan standar terindeks dalam bentuk tulisan yang selaras dengan tujuan pendidikan Nasional sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. (tan)