Oleh: Raihun Anhar, S.Pd
Pemerhati Umat
_____
PALESTINA seperti penjara dunia. Dentuman bom dimana-mana. Mereka kehabisan makanan dan obat-obatan. Tempat aman seperti Rafah pun menjadi terancam. Sedih melihat mereka yang tidak tahu mau minta tolong ke siapa. Jumlah korban terus meningkat hingga mencapai 30 juta jiwa.
Palestina merupakan tanah yang diperebutkan (ribath). Sempat dikuasai oleh Romawi dan kerajaan-kerajaan lain. Namun, tanah ini diberikan sukarela oleh seorang Pendeta yang bernama Sophronius kepada Khalifah Umar bin Khattab. Khalifah pun menjaga nyawa dan kehormatan mereka selama periode kekhilafaan hingga Utsmani.
Sejak masa Khalifah Umar hingga Sultan Abdul Hamid II, Palestina damai tanpa genosida. Mereka tidak diusir dari tanah mereka sendiri. Palestina atau Yerusalem awalnya sudah ditaklukkan oleh pasukan kaum muslim yang dipimpin Khalid bin Walid, namun Sophronius enggan memberikan tanah ini kepada Khalid. Ia menyerahkan tanah tersebut kepada Umar dan membuat perjanjian yang dikenal dengan perjanjian Umariyyah. Dalam perjanjian itu Khalifah menjamin keamanan seluruh warga Palestina dan tidak mengizinkan Yahudi tinggal di sana.
Perjanjian itu pun diwujudkan bukan hanya sekadar janji. Mereka hidup damai tanpa memaksa untuk masuk Islam. Diberikan kebebasan beragama. Hal-hal yang memicu konflik segera diatasi sehingga Yahudi pun meninggalkan Palestina dan menyebar di negara-negara Eropa.
Mengapa Yahudi tidak dibiarkan tinggal di sana? Karena mereka selalu membuat kacau. Hal ini dibuktikan juga dalam sejarah dunia hingga muncul gerakan anti semit di berbagai negara Eropa. Hal itu disebabkan oleh kebencian pada sikap Yahudi yang selalu buat onar sehingga terusir. Kemudian, melihat nasib Yahudi yang begitu menyedihkan, Theodor Herz atau bapak Zionis berpendapat bahwa Yahudi harus punya negara agar tidak terusir. Walhasil, lahirlah negara Israel pada 1948 yang dibesarkan oleh Inggris dan PBB. Dari pembentukan Israel inilah Palestina mengalami genosida hingga kini.
Palestina selama berada dalam kepemimpinan Islam, apabila terdapat kekacauan akan segera diselesaikan oleh khalifah. Akan tetapi berubah saat runtuhnya khilafah yakni dimana mereka terus digenosida.
3 Maret 2024 tepat seratus tahun dunia tanpa Khilafah. Satu abad kaum muslim kehilangan perisainya. Berbagai masalah menimpa kaum muslim di penjuru dunia termasuk Palestina. Maka dari itu, yang harus dilakukan adalah mewujudkan kembali khilafah agar bisa membebaskan Palestina dari genosida. Sudah dibuktikan oleh sejarah bahwa khilafah mampu menjaga nyawa rakyatnya.
Lalu bagaimana cara kita mewujudkannya kembali? Mengingat kaum negeri-negeri muslim yang begitu banyak. Memulainya dengan bersatu atau sepakat membentuk satu negara. Hari ini banyak negara mayoritas muslim, tetapi tidak menerapkan syariat Islam secara menyeluruh. Misalnya Indonesia mewajibkan puasa Ramadhan, namun tidak masalah jika murtad, padahal dalam Islam murtad adalah tindakan kriminal. Banyak hukum Allah yang tidak diterapkan dalam kehidupan bernegara. Padahal Allah telah memerintahkan:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةًۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam (kedamaian) secara menyeluruh dan janganlah ikuti langkah-langkah setan! Sesungguhnya ia musuh yang nyata bagimu. (QS. Al Baqarah: 208).,
Oleh sebab itu, kita butuh negara yang bisa menerapkan syariat Islam sebagai sumber hukumnya atau ideologi. Lalu bagaimana memilih pemimpin jika begitu banyak Presiden atau Raja yang muslim hari ini?
Pemimpinnya akan dipilih berdasarkan kriteria khalifah. Terdapat tujuh kriterianya yakni muslim, laki-laki, baligh, berakal, adil, merdeka, mampu melaksanakan amanat khilafah. Apabila Presiden Indonesia memenuhi kriteria tersebut akan dipilih dan lainnya juga menerima atau membaiatnya. Dengan demikian kaum muslim yang tercerai berai menjadi satu dan kuat. Bersatu untuk taat pada Allah sehingga mendapatkan kehidupan yang berkah dari Sang Pencipta sekaligus Pengatur. Sebagaimana hal ini difirmankan Allah SWT:
وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al araf: 96). Wallahu alam bii sawwab. (*)