Oleh: Raihun Anhar, S.Pd
Pemerhati Umat
_____
FENOMENA Tarawih ngebut seperti menjadi kebiasaan. Alfatihah dibaca sekali napas, tidak lagi peduli hukum bacaan yang ada di dalamnya. Walhasil, bacaan Alfatihah-nya ada yang menyalahi hukum bacaan, juga panjang-pendeknya. Hal ini mestinya tidak terjadi. Mengapa? Alfatihah adalah syarat sah salat. Jika Alfatihah dibaca salah, ya salat tidak sah. Percuma salat jika Alfatihahnya salah jika demikian.
Tarawih ngebut ini mungkin karena jumlah rakaatnya banyak, sehingga imamnya ngebut biar lekas selesai. Alfatihah dibaca sekali tarikan napas, kita yang dengar saja ngos-ngosan. Terlebih imamnya sudah tua menambah kasihan. Bukankah kita salat menginginkan tuma’ninah (ketenangan). Jika begitu Tarawihnya, apakah kita mendapatkan tuma’ninah? Tentu tidak bukan? Lebih anehnya, hal ini hanya terjadi pada salat Tarawih, salat Isya dan Witir tidak ngebut.
Hal ini perlu untuk menjadi perhatian. Mengapa? Karena salat Tarawih hanya ada dalam bulan suci Ramadan. Untuk itu, kita perlu memaksimalkannya sebagaimana salat yang lain. Tidak harus terburu-buru, mengingat terburu-buru itu datangnya dari setan. Dibaca pelan-pelan Alfatihah-nya, sehingga tercapailah tuma’ninah dalam salat.
Sungguh amat disayangkan jika Tarawih seperti ini masih terjadi. Kita sangat merugi jika Tarawihnya terburu-buru. Ini Tarawih atau lomba balap? Apa salahnya dibaca Alfatihah dan surah pendeknya dengan baik tanpa harus terburu-buru. Tidak ada yang salah kan jika kita baca pelan-pelan. Lah wong nanti selesai juga walaupun waktunya lebih lama. Bukankah sebagai hamba, kita menginginkan berbincang dengan Allah lebih lama
Perlunya memperbaiki hal ini agar tidak terulang lagi. Jika tidak diperbaiki, ditakutkan Tarawih kita tidak ada nilainya di sisi Allah alias sia-sia. Ngebut atau tidak, pasti akan selesai salatnya. Untuk itu, kepada seluruh kaum Muslimin terutama para imam yang sering imami salat Tarawih, mohon untuk dibaca ayat-ayat Qur’an dengan baik agar terciptanya tuma’ninah. Tidak apa-apa salatnya lama, asalkan bisa menikmati Tarawih yang datangnya sekali saja yakni di bulan Ramadan.
Sebagai jamaah, paling senang jika salat yang imamnya bersuara merdu dan bacaannya fasih. Siapapun yang pernah umrah atau haji pasti merindukan suara imam di Madinah dan Mekkah. Kita yang belum pernah ke sana saja, tetapi nonton video imam masjidil Haram tuh menenangkan hati, jadi ingin ke sana merasakan langsung. Banyak orang yang sudah ke sana tetapi ingin balik lagi karena salah satu alasannya pengen salat dan mendengarkan suara merdu dan fasihnya imam. Tidakkah kita menginginkannya? Betapa indahnya jika Tarawih kita dibuat serupa dengan di Tanah Suci. Agar hati ini selalu terpaut ke Baitullah. Oleh sebab itu, maka perlu memperbaiki Tarawih yang ngebut menjadi lebih baik lagi. Wallahu alam bii sawwab. (*)