Daerah  

Aktivitas Kegempaan Gunung Gamalama Meningkat, Warga Diimbau Waspada

Gunung Api Gamalama. (Istimewa)

TERNATE, NUANSA – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat peningkatan aktivitas kegempaan Gunung Gamalama, Kota Ternate, Rabu (17/4) malam.

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Muhammad Wafid mencatat ada peningkatan Gempa Vulkanik Dalam (VA) yang cukup signifikan. Masyarakat pun diimbau agar waspada.

“Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental, maka tingkat aktivitas Gunung Gamalama masih berada pada Level II (Waspada),” ucap Wafid.

Rekaman pada Rabu pukul 00.00-20.30 WIT mencatat ada sekitar 22 kali Gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 4-8 mm dan 82 kali Gempa Hembusan dengan amplitudo 3-5 mm.

Peningkatan Gempa Vulkanik Dalam ini menunjukkan peningkatan tekanan dalam tubuh Gunung Gamalama akibat aktivitas magmatik yang meningkat.

Selain itu, pemunculan gempa hembusan mengindikasikan aktivitas magma berada di dekat permukaan/dangkal dengan suplai/migrasi magma terus berlangsung dari dapur magma.

Wafid mengatakan, sejak tanggal 1-16 April 2024 terekam 28 kali gempa hembusan, 1 kali gempa Vulkanik Dangkal, 29 kali gempa Vulkanik Dalam, 45 kali gempa Tektonik Lokal (TL), 1 kali gempa Terasa, dan 282 kali gempa Tektonik Jauh (TJ).

“Aktivitas hembusan kawah teramati hembusan asap kawah putih tipis hingga sedang dengan tinggi 20-300 meter. Angin lemah-kencang ke arah utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya dan barat,” jelas Wafid.

Wafid pun mengimbau agar masyarakat dan wisatawan di sekitar Gunung Gamalama tidak beraktivitas dalam radius 1,5 kilometer dari kawah utama di puncak gunung.

Selain itu, masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di kawasan puncak Gunung Gamalama untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar terutama saat musim hujan tiba.

Bagi Wafid, Gunung Gamalama merupakan gunung api aktif yang tercatat sejarah letusannya sejak tahun 1538 dengan selang waktu erupsi antara 1-50 tahun sekali.

“Tingkat aktivitas pada saat ini berada pada Level II (Waspada) sejak 10 Maret 2015. Karakter erupsi umumnya terjadi di kawah pusat dengan prekursor erupsi yang relatif singkat,” tutur dia.

Menanggapi itu, Pemerintah Kota Ternate melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengimbau kepada para camat dan lurah agar meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi erupsi Gunung Gamalama.

“Untuk warga di sekitar Gunung Gamalama dan pengunjung/wisatawan diimbau tidak beraktivitas dalam radius 1,5 km dari kawah utama di puncak Gunung Gamalama,” ujar Plt Kepala BPBD Kota Ternate, Ferry Hamdany Wolley, Kamis (18/4).

Pada musim hujan, tambah dia, masyarakat yang tinggal di area aliran sungai yang berhulu di kawasan puncak Gunung Gamalama untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar dingin. (tan)