TERNATE, NUANSA – Civitas akademika Universitas Khairun (Unkhair) Ternate bersama mahasiswa menggelar aksi bela Palestina di lingkungan kampus setempat, Selasa (14/5). Aksi tersebut diawali dengan pembacaan petisi oleh Sekretaris Senat Unkhair, Mardiya Ibrahim.
Orasi dukungan Palestina dan ajakan boikot produk yang berafiliasi dengan Israel terus menggema.
Perjuangan bangsa Palestina untuk memperoleh hak-hak kemanusiaan dan kemerdekaan atas penjajahan dan genosida yang dilakukan oleh Israel kembali menjadi sorotan di dunia internasional, khususnya mahasiswa dan masyarakat di Amerika Serikat terutama menyusul eskalasi konflik pada Oktober 2023 menunjukkan adanya tren peningkatan pembelaan dan simpati terhadap penderitaan dan perjuangan bangsa Palestina serta penurunan dukungan terhadap Israel.
Kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Israel terhadap teritori dan penduduk Palestina masih terus berlanjut hingga hari ini. Pada 29 April 2024, Israel meluncurkan serangan udara di Rafah, Gaza, hingga menewaskan 22 orang.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Palestina per 10 Mei 2024, jumlah korban meninggal akibat serangan yang dilakukan oleh israel mencapai 35.180 jiwa dan korban luka luka 77.084 orang.
Maraknya dan masih tingginya konsumsi produk terafiliasi mendukung zionis Israel baik secara internasional, nasional di Indonesia dan khusunya di Maluku Utara, serta rendahnya kesadaran masyarakat terutama umat Islam dalam memboikot produk terafiliasi mendukung zionis Israel.
“Oleh karena itu, kami mahasiswa muslim Universitas Khairun sebagai bagian dari warga negara Indonesia dan warga dunia yang menjunjung tinggi rasa kemanusiaan menyatakan sikap simpati, pembelaan, dan duka mendalam terhadap korban genosida di Palestina yang terus bertambah,” ujar salah satu orator.
Kemudian, mendukung perjuangan bangsa Palestina untuk memperoleh hak-hak kemanusiaan dan kemerdekaan dan mengutuk perbuatan Israel yang terus melakukan penjajahan dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap bangsa Palestina.
Mendukung sikap resmi pemerintah Indonesia yang tetap konsisten dalam menolak, mengakui kedaulatan serta membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Mendukung hak kebebasan berpendapat mahasiswa di sejumlah kampus di Amerika Serikat dan di Indonesia dalam rangka menyuarakan dukungan terhadap permasalahan kemanusiaan di Palestina.
Mengajak seluruh komponen masyarakat secara umum, dan seluruh sivitas akademika, termasuk mahasiswa dan dosen untuk kembali meningkatkan kesadaran, kepedulian, dukungan, aksi materil dan non materil dalam upaya mendukung rakyat Palestina untuk memperjuangkan hak-hak kemanusiaan dan kemerdekaannya.
Aksi long march dilakukan dari depan gedung Pascasarjana hingga depan Rektorat Unkhair. Selain ajakan kepada warga Unkhair, juga dilakukan aksi penggalangan donasi Palestina. (tan)