JAILOLO, NUANSA – Selain menyalurkan bantuan berupa 570 paket makan-minum, pada Selasa (4/6), Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku Utara menyiapkan 1 unit ekskavator untuk mengantisipasi jika terjadi bencana susulan pas erupsi Gunung Ibu, Kecamatan Ibu, Halmahera Barat.
Mesin pengeruk ini disiapkan BWS bersama dengan 2 orang masinis yang tetap berada di lokasi hingga status masa tanggap dicabut oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Barat.
Kepada Nuansa Media Grup (NMG), Kepala BWS Malut Kalpin Nur mengatakan, sejak terjadi erupsi Gunung Ibu, BWS Maluku Utara memang diminta untuk menyiapkan mesin pengeruk atau ekskavator. Pihaknya pun langsung tanggap dan menyiapkan mesin tersebut.
“Bersamaan dengan itu kami juga ikut menyalurkan bantuan sembako sebagai rasa kepedulian kita,” sebut Kalpin.
Ekskavator yang disiapkan itu sementara ini sedang diparkir di Desa Gam Lamo. Kata Kalpin, Jika terjadi bencana susulan pasca erupsi, mesin itu dapat langsung diangkut ke lokasi aliran banjir lahar dingin dan mengeruk aliran banjir terhindar dari pemukiman warga.
Setelah mengantar paket bantuan makan-minum, Kalpin sendiri mengecek langsung kondisi ekskavator yang sedang diparkir. Seorang masinis diminta untuk langsung olehnya untuk menghidupkan mesin untuk dicek langsung.
“Kami antisipasi jika ada kendala macet pada mesin maka langsung diservis. Tapi setelah dicek, kondisi mesin dalam keadaan normal. Jadi jika diperlukan, mesin ini bisa langsung dipakai,” kata Kalpin langsung dihadapan Camat Ibu Warjin Hi. Soleman yang juga ikut turun ke lapangan.
BWS memang selalu menjadi garda terdepan jika terjadi bencana berupa luapan air sungai di Wilayah Maluku Utara. Mereka selalu menerjunkan mesin pengeruk untuk antisipasi banjir menyasar pemukiman warga.
“Kami selalu diminta setiap ada bencana banjir luapan. Kami tidak pernah menolak memberikan bantuan,” aku Kalpin.
Saat tiba di Ibu sejak pagi tadi, Kalpin juga membagi dua tim untuk masing-masing tugas. Dirinya sendiri mengecek kesiapan mesin pengeruk, sedangkan tim lainnya memantau kondisi aliran sungai yang sewaktu-waktu dapat terjadi banjir lahar dingin.
“Kami selalu siap jika dibutuhkan. Maka sebelum masa tanggap dicabut, tim kami akan tetap berada di lapangan serta tim lainnya sewaktu-waktu akan terjun ke lapangan untuk memantau situasi serta menemukan solusi,” pungkas Kalpin. (kep)