TERNATE, NUANSA – Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Khairun Ternate melepas 50 ekor anak penyu atau tukik ke habitat aslinya di Pantai Tobololo, Kecamatan Ternate Barat, Sabtu (8/6).
Acara pelepasan tukik ini dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Pelepasan tersebut melibatkan pengelola konservasi penyu, mahasiswa, pelajar, dan masyarakat.
Dekan FPIK Unkhair, Riyadi Subur, mengatakan penyu bagi sebagian masyarakat mungkin menganggapnya tidak bernilai.
“Coba lihat besar perannya di ekosistem laut, penyu masuk dalam mata rantai di lingkungan laut. Jadi kalau ada yang hilang maka akan berdampak lain,” ujarnya.
Menurutnya, para siswa dihadirkan untuk menyaksikan pelepasan tukik, agar mereka sejak dini memahami betapa pentingnya mata rantai di laut. Ia juga berpesan, terutama mahasiswa maupun siswa bahwa betapa pentingnya lingkungan untuk masa depan.
“Berapa banyak orang peduli dengan penyu bertelur di sini. Mungkin selama ini tidak terdata berapa ekor dalam setahun penyu naik di sini. Tidak ada datanya,” jelasnya.
“Semoga adanya kegiatan ini membuka kesadaran bagi kita, bahwa lingkungan itu perlu dilestarikan, dan dimulai dari hal-hal kecil seperti yang kita lakukan saat ini,” sambungnya.
Pihaknya pun akan bekerja sama dengan konservasi penyu di Tobololo. Karena, baginya, masyarakat pengelola wisata ini harus menyadari ada keunikan wisata.
“Kalau pasir itu banyak, uniknya ada tetapi tidak diangkat. Coba kalau masyarakat di sini memiliki kesadaran tinggi, kita konservasi penyu sampai menetas kemudian bikin paket wisata eksklusif seperti orang melepas tukik ke laut,” tutupnya. (tan)