DARUBA, NUANSA – Aktivitas pengerukan Kerikil di Kabupaten Pulau Morotai meresahkan warga sekitar. Kerukan kerikil di sungai Desa Sangowo Barat, Kecamatan Morotai Timur, berdampak serius terhadap lingkungan warga.
Pengambilan material kerikil yang dilakukan PT Labrosco menggunakan alat berat ini untuk pembangunan jalan di sejumlah titik di Morotai. Aktivitas pengerukan tersebut dipastikan mengakibatkan pengikisan dan abrasi terhadap sejumlah lahan petani di sekitar sungai.
“Torang ini kan desa aliran sungai, jadi kalau pengambilan material kerikil dalam skala besar seperti yang dilakukan oleh Labrosco itu pasti berbahaya untuk warga yang punya lahan kebun di dekat kali itu akan abrasi. Terus sekarang kan hujan jadi sering banjir sampai air kali kadang meluap di dalam kampung,” kata Fahri, salah satu pemuda Desa Sangowo Barat, Rabu (26/6).
Sementara itu, Kepala Desa Sangowo Barat, Murdi Matage, mengaku pengambilan material kerikil di sungai itu untuk pembuatan dan pengaspalan jalan di Desa Sangowo, Desa Sangowo Barat, dan Desa Sangowo Timur yang dibangun oleh Pemda.
Menurutnya, aktivitas pengerukan tersebut atas dasar izin warga pemilik lahan di sekitar sungai.
“Kalau pemilik tidak kasih, torang dari pihak pemerintah desa juga tidak akan kasih karena dampaknya nanti terjadi abrasi. Tetapi ternyata begituĀ dorang tuan lahan kasih (izin), salah satunya om In (Ajuin Tou, Pj Kades Sangowo Timur) karena milik almarhum saudaranya,” kata Murdi.
“Jadi saya bilang kalau orang tidak kasih jangan paksa. Terus kemudian seandainya mereka kasih juga torang desa juga punya hak mengarahkan. Jadi sistem penggalian juga torang harap dorang gali di bagian tengah, supaya alur air itu dia ikut dari tengah,” sambungnya.
Menurutnya, pihak perusahaan telah mematok biaya pengambilan material kerikil tersebut. Di mana harga yang diminta oleh PT Labrosco itu senilai Rp40 ribu per bucket eksavator.
“Kalau muat itu biaya yang memang harga material yang dari perusahaan minta itu Rp40 ribu, potensinya Rp10 ribu, yang punya lahannya Rp30 ribu. Dorang tawarkan ke tuan lahan, dorang sesuaikan dengan harga di Desa Daeo. Adapun Rp40 ribu itu dihitung per ret (per bucket), kalau per dam kan dia full. Kalau truk yang besar itu dapat 6 bucket, kalau truk kecil itu dapat 5 bucket eksavator,” tutupnya. (ula/tan)